Adat pernikahan Tionghoa sebagaimana adat pernikahan dari adat lainnya, memiliki kearifan nenek moyang yang kaya akan makna. Secara garis besar prosesi yang menyertai momen pernikahan setiap pasangan keturunan Tionghoa dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu prosesi sebelum pernikahan, prosesi pernikahan, dan prosesi setelah pernikahan. Berikut detail persiapan yang harus dilakukan calon pengantin (maupun keluarganya) untuk masing-masing prosesi.
Prosesi Sebelum Hari Pernikahan
Sebelum hari pernikahan, sedikitnya ada 5 prosesi yang harus dijalankan oleh pasangan calon pengantin.
- Prosesi Lamaran: Untuk prosesi lamaran, ada pasangan yang mengandalkan orang yang dituakan untuk menentukan waktunya, dan ada juga yang tidak terlalu memperhatikan masalah waktu ini. Peranan paling penting dalam prosesi ini dipegang oleh orang yang berlaku seperti ‘mak comblang’ yang dikirim oleh pihak laki-laki. ‘Mak Comblang’ ini akan mengirimkan pesan ke pihak keluarga perempuan bahwa putra dan putri mereka itu adalah jodoh yang tepat untuk naik ke pelaminan.
Persiapan: tempat yang layak untuk prosesi yang cukup penting ini, yaitu kediaman calon mempelai perempuan.
- Prosesi Penentuan: Bila sinyal dari ‘mak comblang’ ditanggapi positif, maka selanjutnya kedua pihak sudah dapat menentukan kapan prosesi selanjutnya, yaitu Prosesi Sangjit boleh dilaksanakan.
- Prosesi Sangjit: Prosesi ini merupakan prosesi penting dalam upacara pernikahan setiap pasangan keturunan Tionghoa. Waktu yang tepat untuk melakukan sangjit dapat dikonsultasikan kepada orang tua yang paham masalah penanggalan. Sangjit biasanya diadakan antara 1 bulan sampai 1 minggu sebelum acara resepsi pernikahan dan berlangsung siang hari antara jam 10.00 sampai dengan 13.00 WIB dilanjutkan dengan makan siang.
Persiapan pihak keluarga calon mempelai pria: Barang-barang seserahan sangjit berupa 12 nampan yang nantinya akan diserahkan ke pihak keluarga calon mempelai wanita, antara lain:
1. Kosmetik dan perlengkapan mandi
2. Seperangkat perhiasan untuk mempelai wanita
3. Pakaian/kain beserta aksesorisnya untuk mempelai wanita
4. Uang susu (ang pao) dan uang pesta (masing-masing di amplop merah). Uang ini dapat diambil sebagian atau seluruhnya dengan masing-masing konsekuensinya.
5,6,7. Tiga nampan masing-masing berisikan 18 buah
8. 2 pasang lilin merah yang cukup besar diikat dengan pita merah.
9. Sepasang kaki babi (jika tidak ada dapat digantikan dengan makanan kaleng) beserta 6 kaleng kacang polong.
10. Satu nampan berisikan kue mangkok berwarna merah sebanyak 18 potong.
11 Satu nampan berisikan dua botol arak atau sampanye.
12. Satu nampan berisikan gabungan antara uang-uangan dari emas, dua bundle pita double happiness, kaca dan kue satu.
Persiapan pihak keluarga calon mempelai wanita: hantaran balik berupa
1. seserahan pihak mempelai pria yang hanya diambil sebagian seperti Uang susu (ang pao) dan uang pesta, nampan buah, 1 pasang lilin merah, sebagian kaki babi/ makanan penggantinya dan kaleng kacang polong, sebagian kue mangkok, dua botol sirup merah.
2. satu nampan makanan manis seperti permen atau coklat
3. satu nampan keperluan pria, seperti satu stel baju, pakaian dalam dan sapu tangan.
Keluarga juga harus mempersiapkan beberapa amplop uang angpao yang siap dibagikan ke para pembawa nampan dari pihak mempelai pria dengan jumlah nominal disesuaikan.
- Prosesi Tunangan : Prosesi ini merupakan acara pengenalan masing-masing anggota keluarga kedua pihak agar terjalin kekerabatan yang lebih erat antara keluarga pria maupun keluarga wanita. Setelah acara perkenalan kemudian dilanjutkan lagi dengan acara makan-makan bersama.
Persiapan: Tempat tunangan yang dapat menampung semua anggota keluarga dari kedua belah pihak serta hidangan yang layak. Dipersiapkan seperti layaknya sebuah pesta pertunangan lainnya.
- Prosesi Penentuan Waktu yang Baik: Adat Tionghoa sangat memegang teguh pentingnya penanggalan yang tepat untuk setiap momen yang sakral. Harus dipilih jam, hari dan bulan yang baik. Biasanya semuanya serba muda yaitu : jam sebelum matahari tegak lurus; hari tergantung perhitungan bulan Tionghoa, dan bulan yang baik adalah bulan naik / menjelang purnama. Masalah ini juga harus didiskusikan dengan keluarga dari kedua pihak. Selain menentukan penanggalan yang tepat untuk hari pernikahan, juga ditentukan hari yang baik untuk upcara
Persiapan: Menghubungi orang yang sangat memahami penanggalan yang baik.
Selain 5 prosesi penting tadi, ada juga prosesi lainnya yang dilakukan sebelum Hari H, antara lain prosesi pemasangan seprai dan prosesi Liauw Tiaa (Pesta Bujang)
- Prosesi Pemasangan Seprai: prosesi ini dilakukan oleh pihak keluarga calon mempelai pria di kediaman keluarga calon mempelai perempuan. Pelaksana acara ini adalah pihak keluarga mempelai pria yang berpasangan dan hidup bahagia sebagai ajang untuk memperlihatkan contoh kehidupan berumah tangga yang harmonis dari anggota keluarga mempelai pria. Selain memasang seprai, diletakkan berbagai perangkat hiasan untuk kamar serta peletakkan seperangkat mas kawin di atas tempat tidur. Waktu untuk melaksanakan prosesi ini ditentukan menurut penanggalan yang tepat.
Persiapan:
1. Kamar tidur yang sudah dilengkapi dengan perabotan lengkap
2. Perlengkapan untuk proses pemasangan seprai
3. Perangkat hiasan untuk menghias/ mendekorasi kamar
4. Seperangkat mas kawin.
- Prosesi Upacara Liauw Tiaa (Pesta Bujang): Upacara ini diadakan pada malam hari sebelum esoknya diadakan upacara pernikahan. Upacara ini dihadiri teman-teman calon kedua mempelai dan diadakan rumah mempelai wanita.
Persiapan:
1. Ruangan pesta di kediaman mempelai wanita
2. Susunan acara yang menarik
3. Makanan dan minuman untuk para tamu
Prosesi Pernikahan di Hari H
-Proses Upacara Sembahyang “Cia Tao”: Upacara ini dilaksanakan beberapa tahap yang intinya melakukan penghormatan kepada Tuhan, alam, leluhur, orang tua dan kedua mempelai. Upacara sembahyang ini diawali dengan sembahyang di rumah lalu dilanjutkan dengan upacara sembahyang di klenteng dan kemudian kembali lagi di rumah untuk melakukan penghormatan kepada orang tua atau orang-orang yang dituakan.
Persiapan:
1. meja sembahyang khusus berwarna merah yang terdiri dari 3 tingkat
2. Isian meja terdiri dari 7 macam buah, jambangan isi air, rumput warna hijau, tampah berdiameter 2 meter
3. pakaian khusus untuk mempelai yang dikenal dengan Pao
- Proses Upacara Pemberkatan: Serangkaian prosesi yang diadakan di vihara ini dipimpin oleh seorang pandita dan para bikuni yang nantinya akan memberikan berkat kepada kedua calon pengantin.
- Proses upacara Tea Pai: upacara ini merupakan acara yang akan dihadiri orang tua dari kedua pihak serta orang-orang yang dituakan. Dalam acara ini masing-masing anggota keluarga memberikan nasehat kepada calon mempelai agar rumah tangga yang mereka bina dapat berjalan langgeng dan rukun. Selain memberikan nasehat, masing-masing memberikan hadiah yang dapat berupa perhiasan, uang, dan alat kebutuhan rumah tangga yang berguna untuk membantu perekonomian keluarga muda ini kelak.
Persiapan:
1. Perlengkapan minum teh
2. Masing-masing anggota menyiapkan hadiah
3. Tempat yang dapat menampung sejumlah anggota keluarga
- Resepsi Pernikahan: Setelah acara keagamaan, diadakanlah acara resepsi pernikahan yang diadakan di rumah atau di tempat resepsi. Kedua mempelai biasanya menggunakan gaun dan jas pengantin.
Persiapan: persiapan pesta seperti pesta pernikahan pada umumnya.
Prosesi setelah Pesta Pernikahan
- Prosesi Upacara Cia Kiangsay: Pada upacara menjamu mempelai pria ("Cia Kiangsay") intinya adalah memperkenalkan keluarga besar mempelai pria di rumah mempelai wanita. Mempelai pria sudah boleh tinggal bersama.
Persiapan: tempat dan hidangan yang layak
- Prosesi Upacara Cia Ce’em: Upacara Cia Ce’em dilaksanakan di rumah mempelai pria. Tujuan diadakan acara ini adalah memperkenalkan seluruh angora keluarga besar mempelai wanita. Setelah acara ini, pasangan pengantin baru ini melakukan kunjungan ke rumah-rumah famili yang masih ada orang tuanya.
Persiapan: tempat dan hidangan yang layak
Images: Khrisna for Mottomo Photography