Foto: Denny Tjan
Dari zamannya Jakarta masih disebut Batavia, kebudayaan dari penduduk asli Betawi sudah dipengaruhi banyak budaya lain seperti budaya Arab, Tiongkok dan Melayu. Hal ini sangat terlihat dari busana adat yang juga digunakan sebagai busana pernikahan bagi warga Betawi.
Busana pengantin wanita terlihat begitu meriah karena perpaduan budaya tersebut. Baju yang digunakan ada dua jenis yakni model Shanghai dan model baju kurung berwarna cerah dengan hiasan emas dan manik-manik diujung lengan, daerah dada, hingga bagian bawah baju. Suku Betawi percaya bahwa warna cerah melambangkan suka-cita dan keceriaan kedua mempelai dan seluruh orang yang merayakan pernikahan tersebut.
Namun pada saat ini, sudah banyak modifikasi mengenai baju yang bisa dikenakan oleh pengantin wanita Betawi. Sekarang pengantin Betawi bisa menggunakan kebaya modern dengan warna yang juga disesuaikan dengan keinginan pengantinnya. Untuk bawahannya, pengantin wanita Betawi dipercantik dengan padanan busana berupa rok melebar yang disebut rok kun berhiaskan sulaman naga.
Ada lagi bagian yang paling khas dari pengantin wanita Betawi, yakni hiasan kepala siangko yang berupa cadar berbentuk jumbai-jumbai berwarna emas yang berfungsi untuk menutupi wajah pengantin perempuan. Siangko ini merupakan tata rias pelengkap dari Tata Rias Besar pengantin Betawi.
Foto: Denny Tjan
Ada alasan mengapa muka pengantin wanitanya ditutupi dengan siangko, karena masih ada sangkutannya dengan budaya Arab (Islam) yang tidak memperbolehkan pengantin pria melihat wajah mempelai wanita sebelum sah menjadi suami-istri.
Di atas siangko akan dipakaikan siger atau mahkota dengan motif bunga-bunga serta dihiasi dengan kembang paku atau tusuk paku, kembang tancep atau tusuk bunga, kembang goyang dan kembang kelapa. Semua perhiasan rambut tersebut dipasang di sekitar sanggul model buatun atau konde cepol tanpa sasakan. Ada juga sumping yang tersemat di telinga kiri dan kanan pegantin. Sebagai penyempurna, roje melati juga disusun cantik menghiasi sanggul.
Selain itu, ada teratai atau yang disebut juga dengan delima Betawi disematkan di bahu sekaligus menutupi dada yang melapisi busana pengantin wanita. Terakhir, ditambah dengan kalung sebar khas Betawi.
Foto: Denny Tjan
Busana pengantin wanita sudah sangat apik, busana prianya juga harus sama apiknya. Pengantin pria didandani dengan dipakaikan topi pengantin yang konon katanya berasal dari Mekkah yang berbentuk sorban dengan untaian bunga melati, bunga khas Tanah Air. Busananya juga mewah berbentuk jubah terbuka dengan ukuran besar ditambah dengan hiasan berwarna emas di sepanjang sisinya. Lalu, selempang atau selendang tebal yang disematkan dari bahu kiri menuju pinggang kanan juga digunakan sebagai syarat busana pengantin pria Betawi.
Namun balik lagi karena zaman sudah semakin berkembang, busana pun juga begitu. Mengenai model dan warna, saat ini sudah banyak yang menyesuaikan dengan keinginan si mempelai. Hanya saja, beberapa poin pentingnya masih dipertahankan.
Jangan lupa untuk melihat keragaman budaya lainnya di Indonesia Dream Wedding Festival (IDWF) 2020 yang bertajuk Authenticity pada 17, 18 dan 19 Januari 2020 di Jakarta Convention Center. Banyak hadiah yang akan menanti Anda. Ditunggu ya!
Credits:
Photographer: Denny Tjan | Make Up: Victoria Makeup Atelier | Stylist: Koko Namara | Baju Adat, Aksesoris & Hair Do by Febrin House of Betawi | Model: Michelle A. Tahalea from Wynn Models