Balangan Gantal dalam Tradisi Yogyakarta dan Solo

Usai pihak keluarga mempelai pria menyerahkan sanggan (salah satu barang antaran dalam pinangan berupa beberapa sisir pisang hias yang diletakan dalam sebuah wadah anyaman) untuk mempelai wanita, tiba saatnya prosesi saling melempar sirih atau yang disebut dengan balangan gantal. Gantal dalam bahasa Jawa bermakna sirih yang digulung bersama sebelah buah pinang, dan diikat dengan benang lawe. Lintingan gantal dibuat sebanyak 6 buah dalam adat Jawa Yogyakarta, masing-masing mempelai berhak melempar gantal sebanyak 3 kali. Sementara berbeda dengan adat Jawa Solo yang memberikan 4 lintingan gantal untuk mempelai pria, sedangkan mempelai wanita memegang 3 lintingan gantal. Perbedaan prosesi balangan gantal pada adat Yogyakarta dan Solo hanya terdapat pada jumlah lintingan gantal-nya saja, tetapi esensi yang terkandung memiliki banyak persamaan.

Misalkan saja, balangan gantal yang dilempar menuju area tubuh yang sama yaitu dahi, dada, dan lutut. Area tubuh tersebut mempunyai arti khusus, lemparan gantal dari pengantin wanita yang diarahkan ke lutut mempelai pria disebut dengan gantal “gondhang kasih” berupa pengharapan agar sang suami kelak dapat mengayomi, sekaligus perwujudan baktinya kepada suami. Di lain sisi, balangan gantal yang dilempar mempelai pria pada dada mempelai wanita dikenal pula dengan sebutan gantal “gondang tutur” yang menyimbolkan bahwa pengantin pria telah mengambil cinta pasangannya. Pada sasaran yang sama oleh mempelai wanita ke dada mempelai pria pun mempunyai sebuah arti sebagai pengharapan agar rasa kasih sayang mempelai pria senantiasa tumbuh dalam kalbunya. Lemparan gantal ke arah dahi mempelai wanita bermakna harapan agar pengantin wanita kelak mampu menguatkan pikiran dan logika sebab seperti yang diketahui sebagian besar wanita berpikir berdasarkan perasaan, sehingga kedepannya diharapkan logika dan pikiran jernih yang diutamakan.

Prosesi berlangsung diawali dengan pengantin pria dan wanita yang berjalan berlawanan arah dengan didampingi oleh masing-masing dua orang kerabat yang mengapit mempelai. Lalu pada jarak sekitar 2 meter sepasang mempelai tersebut berhenti, lalu acara saling melempar lintingan sirih atau balangan gantal pun dimulai dengan pengantin pria mendapat giliran pertama melempar gantal yang lalu dibalas oleh pengantin wanita hingga gantal yang dimiliki keduanya habis.

Dalam tradisi Jawa, balangan gantal atau lempar-melempar lintingan sirih cerminan dari sepasang mempelai yang melempar kasih. Gantal sendiri bermakna sebagai simbol pertemuan jodoh antara mempelai pria dan wanita yang telah menemukan belahan hati, dan diikat oleh benang cinta yang suci.

Teks: Mery Desianti
Foto: Endah Photography and Video, Fanfani Arsyad, Pio Kharisma (Senia & Ari), Le’Motion (Yanes & Anjas)

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP