Foto: Freepik
Dalam setiap pernikahan adat Nusantara, tak akan pernah lepas dari rasa syukur dan persembahan pada Tuhan YME. Hal ini akan tersimbolkan dalam berbagai prosesi maupun benda seperti telur, janur, bunga melati, hingga pakaian pengantin.
Bukan hanya itu saja, barang bawaan atau seserahan juga sama pentingnya, termasuk bagi sebagian masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai budayanya. Seperti, membawa roti buaya bagi masyarakat Betawi.
Jika ingin melangsungkan pernikahan, masyarakat Betawi tidak akan pernah lupa membawa roti buaya. Roti buaya ini memiliki panjang sekitar 50 cm dan selalu dibawa oleh calon pengantin pria sebagai salah satu seserahan wajib saat pernikahan.
Seperti yang Anda ketahui bahwa barang seserahan banyak sekali macamnya, seperti uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, sandal, alat kecantikan serta alat rumah tangga lainnya. Namun di atas itu semua, roti buayalah yang terpenting. Hal ini dikarenakan roti buaya memiliki makna sendiri bagi masyarakat Betawi yakni sebagai ungkapan kesetiaan pasangan yang menikah untuk sehidup semati.
Apakah Anda sempat bertanya kenapa buaya yang disimbolkan sebagai pasangan setia? Jawabannya adalah karena buaya sendiri merupakan binatang yang sangat setia pada pasangannya bahkan juga memiliki umur yang panjang. Saking setianya, buaya hanya bisa kawin sekali saja selama hidupnya.
Selain hewan yang setia, buaya juga termasuk hewan yang perkasa dan bisa hidup di dua alam. Hal ini juga menjadikan buaya sebagai lambang harapan agar rumah tangga pasangan suami istri bisa tahan akan cobaan dan bisa bermasyarakat di manapun berada.
Foto: Istimewa
Dalam pernikahan adat Betawi, roti buaya dibuat sepasang yang ditandai dengan ukuran yang lebih kecil untuk roti buaya betina. Sedangkan untuk letakknya, roti buaya betina berada di atas punggung atau di samping roti buaya jantan. Maknanya adalah kesetiaan berumah tangga hingga beranak cucu.
Adatnya, roti buaya sebagai seserahan yang diberikan pengantin pria pada pengantin wanita ini akan dipajang di tengah ruangan atau diletakkan di atas lemari pakaian pengantin. Bisa juga diberikan pada saudara yang belum menikah sesaat setelah selesai akad nikah. Maknanya, agar yang belum menikah bisa segera mendapatkan jodohnya.
Karena roti buaya bukan untuk dimakan, makanya orang Betawi zaman dulu membuat roti buaya sekeras mungkin dan tidak memiliki rasa apapun agar bisa awet dan tahan lama. Tapi saat ini, roti buaya sudah banyak variasinya dengan ditambahkan isian coklat, keju dan lainnya.
Jadi, jangan salah lagi menganggap bahwa buaya adalah binatang yang tidak setia akibat dari maraknya istilah ‘buaya darat’ karena buaya ternyata adalah hewan yang sangat setia. Walaupun hanya menjadi sebuah simbol, namun memang sudah seharusnya kita bisa belajar dari sifat buaya yang setia pada pasangannya. Semoga kita bisa selalu belajar dari sifat buaya yang satu ini ya.