Terlahir dengan sifat pemalu tak menghambat Fernando Edo menjadi seorang MC professional. Berkiprah sejak tahun 2009, namanya kini mulai diperhitungkan sebagai salah satu MC handal di dunia wedding.
Memulai karir sebagai part-timer sebuah wedding organizer terkenal, membuat Edo mengenal seluk beluk dunia wedding, mempelajari kerjasana antar vendor, juga mempelajari bagaimana seorang MC membawakan sebuah acara pernikahan. Ketika pindah dan bekerja di sebuah tempat wisata, dimana harus berinteraksi dengan berbagai macam orang, dari anak-anak sampai orang tua, kepercayaan diri pria kelahiran Maret 1985 ini pun mulai tumbuh. Edo mulai nyaman berbicara di depan banyak orang hingga akhirnya dipercaya memandu setiap acara kantor bahkan yang berskala nasional.
Setelah menimba pengalaman hingga ke Dubai dan menyelesaikan studi yang sempat tertunda, pada tahun 2009 Edo memantapkan diri menjadi MC professional dan memutuskan untuk memilih wedding dan corporate sebagai acara yang dipandunya.
“Wedding adalah sebuah event yang memiliki nilai sakral dan menuntut seorang MC untuk lebih detail, serta mampu membawakan suasana ceria dengan kemeriahan yang berbeda. Disamping itu, MC Wedding memiliki hubungan personal dengan setiap pengantin yang membuat pertemanan saya bertambah. Banyak yang mengatakan, MC wedding itu sangat membosankan dan selalu sama. Namun menurut saya, setiap pengantin dan wedding event selalu berbeda yang membuat saya enjoy dan senang untuk menjadi MC wedding,” papar Edo saat ditanya mengapa memilih wedding sebagai acara yang dipandunya.
Edo juga menjelaskan bahwa wedding, event dan public speaking merupakan industri yang begitu dinamis dan menuntutnya untuk terus belajar. Meski telah melakukan berbagai persiapan seperti mempersiapkan dan mengingat urutan acara, mengikuti Technical Meeting untuk menyamakan persepsi dengan setiap vendor yang terlibat, bahkan datang dua jam lebih awal sebelum acara untuk mengetahui layout dan memandu gladi resik, namun terkadang ada saja hal-hal yang terjadi di luar perkiraan.
Sekian tahun memandu pesta pernikahan, beragam pengalaman dan pembelajaran pun didapatnya. Mulai dari menghadapi pengantin yang panik dan tidak mempercayai vendor, hingga memandu pesta pernikahan outdoor di tengah hujan deras. Di sisi lain ia juga harus mampu menguasai keadaan saat terjadi beberapa ‘kecelakaan’ kecil, seperti microphone mati, hingga champagne tower yang jatuh di tengah acara. “Hal-hal seperti ini memang membuat kesal, namun ucapan terimakasih dari pasangan pengantin saat saya berhasil memandu acaranya hingga tetap berjalan lancar, merupakan hal yang tak dapat dibayar dengan apapun,” ungkap alumni Hotel Tourism Management Bachelor Degree of Swiss German University ini.
Karenanya, meski awalnya bercita-cita menjadi pilot agar dapat berkeliling dunia, suami dari Melissa Nathania ini bersyukur atas anugerah Tuhan yang telah mengantarnya kepada profesi yang kini dapat membawanya keliling Indonesia. “Semoga suatu saat profesi ini dapat membawa saya keliling dunia,”ucapnya penggemar travelling ini penuh harap. Amin…
Foto : Antheia Photography