Sebagai negara yang memiliki banyak pulau dari Sabang hingga Merauke, dari pulau Sumatra hingga Papua. Namun, jika kamu perhatikan, kebanyakan dekorasi pernikahan tradisional dari berbagai suku yang berasal dari Sumatra biasanya didominasi dengan warna-warna bold dan cerah ditambah aksen sparkly lewat warna merah dan emas.
Pulau Sumatra sedikit banyak terekspos oleh budaya Tionghoa yang mana memengaruhi berbagai busana tradisional, di mana kebanyakan dikenakan untuk hari penting dan sakral seperti pernikahan. Dua warna utamanya adalah emas dan merah.
Mengapa emas dan bukan warna lain seperti perak? Emas dianggap sebagai warna yang secara gamblang memberikan nuansa kemewahan dan menjadi warna yang mencolok. Jika dikaitkan dengan sejarah berbagai kerajaan yang tersebar di Nusantara, emas sendiri menjadi simbol kekayaan dan kekuasaan.
Bisa diambil contoh dari Kerajaan Sriwijaya, yang merupakan kerajaan maritim terbesar di masa kejayaannya, yang mana berlokasi di pulau Sumatra. Pada zaman ini, emas digunakan sebagai bahan baku untuk mahkota, singgasana, perhiasan, hingga benda-benda pusaka lainnya. Emas menjadi lambang kekuasaan seorang raja dan kemakmuran negerinya.
Untuk meng-compliment warna yang bisa dibilang terang ini, maka dari itu dari berbagai dekorasi, dipadupadankanlah warna emas dengan warna yang dinilai hangat, salah satunya adalah merah. Dalam budaya Tionghoa, warna ini dianggap sebagai warna keberuntungan. Tone dari warna merah dan turunannya seperti marun dan orange untuk memberikan efek yang semakin meriah dan bahagia penuh suka cita.
Tak hanya kedua warna ini, pernikahan tradisional dari berbagai suku di Sumatra memiliki ciri-ciri lainnya yang menampilkan kebudayaan masing-masing daerah. Pelaminan yang megah dengan bentuk layaknya Rumah Gadang, sebagai rumah adat Minang pun sering direplika oleh para pengantin. Rumah Gadang sendiri melambangkan kebersamaan, identitas, dan kebanggaan masyarakat Minangkabau.
Menampilkan bangunan-bangunan rumah adat menjadikan pernikahan tradisional sebagai ajang untuk melestarikan adat dan budaya leluhur dan sebagai pengingat untuk para pasangan muda agar tetap stick to their root walaupun terjadi perubahan dinamis pada zaman era modern saat ini.
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan ini, para pasangan muda yang akan menikah bisa memberikan sentuhan personal mulai dari busana hingga dekorasi itu sendiri, salah satu contohnya, warna silver yang bukan warna pokok dalam pernikahan tradisional khas Sumatra semakin hari semakin banyak para pengantin yang menjadikan warna ini sebagai primary color dekorasinya, tanpa melupakan warna dominan yang bisa dibilang menjadi “pakem” dari dekorasi pernikahan tradisional berbagai suku di Sumatra, yaitu emas lewat aksen-aksen detailnya.
Yuk, scroll artikelnya untuk melihat berbagai inspirasi dekorasi pernikahan yang super megah dan meriah ala Sumatra untuk wedding-mu!
Terus update tren dan berita terkini pernikahan dengan men-download aplikasi Weddingku di smartphone-mu dan mengikuti media sosial Weddingku di Instagram, TikTok, Facebook, Pinterest, dan YouTube agar kamu tidak ketinggalan infonya!