Acara seserahan dimaknai sebagai seremoni penyerahan kotak bingkisan dari calon pengantin pria pada calon pengantin wanita yang segera melangsungkan pernikahan. Meskipun penyebutan pada setiap daerah berbeda-beda, akan tetapi seserahan tidak luput mengiringi acara sebelum hari pernikahan hampir di setiap daerah. Bahkan untuk isi seserahan pun hampir mirip di setiap daerah yang biasanya berupa seperangkat pakaian, pakaian dalam, perlengkapan mandi hingga makanan khas daerah yang kini dikemas cantik dalam kotak seserahan.
Mengenai jumlah kotak seserahan juga dipahami berbeda di masing-masing daerah. Anggapan mengenai jumlah ganjil atau genap erat kaitannya dengan kebiasaan adat yang sudah dilakukan turun-temurun. Kita sebagai generasi penerus sebaiknya mematuhi aturan adat yang berlaku sebagai bentuk melestarikan adat-istiadat.
Dibandingkan dengan masa lalu dimana membeli keperluan isi seserahan sepenuhnya ditanggung keluarga pihak pria, di masa kini agar seserahan sesuai dan dapat terpakai. Calon pengantin wanita akan diajak untuk memilih sendiri bersama calon ibu mertua atau ada juga yang mengikutsertakan calon pengantin pria. Setelah barang-barang seserahan telah dibeli, maka selanjutnya akan diberikan pada vendor seserahan yang bertugas mendekorasi kotak seserahan agar tampil menarik. Sekarang kotak seserahan dapat disamakan dengan konsep yang diinginkan, entah berkonsep adat tertentu atau mengikuti konsep tematik pernikahan, semisal rustic.
Inka yang telah memulai bisnis Riefinka Seserahan beberapa tahun lalu bersama suaminya, banyak bercerita tentang pengalamannya termasuk bagaimana membagi barang-barang yang dibeli kliennya agar terkemas rapi dalam jumlah tertentu. Tidak pilih-pilih klien, Inka pernah menangani seserahan untuk berbagai adat termasuk untuk acara sangjit seserahan dalam adat Tionghoa. Sehingga sudah mengerti berapa jumlah seserahan yang harus dikemas untuk setiap adat.
Etnis yang jumlah seserahannya ganjil
Jawa
Pada masyarakat Jawa pemberian bingkisan dari calon pengantin pria dibedakan atas peningset dan seserahan yang diberikan pada waktu yang berbeda pula. Dalam rangkaian prosesi adat Jawa yang lengkap, pelaksanaan penyerahan peningset kerap kali dilakukan bersamaan dengan acara midodareni. Inti dari acara peningset adalah penyerahan sejumlah uang dan barang untuk mengikat sang gadis, sekaligus penanda sang gadis telah dipinang. Berbeda dengan peningset, barang-barang hantaran pada seserahan memiliki jumlah yang lebih sedikit, meski dilihat dari jenis barangnya banyak memiliki kesamaan dengan peningset. Dengan alasan kepraktisan, peningset dan seserahan kerap digabungkan, hingga mengakibatkan simpang siur dengan menyamaartikan keduanya.
Benda-benda seserahan yang dibawa biasanya berupa pisang sanggan; pakaian lengkap, perlengkapan mandi dan kosmetik; sejumlah uang; jadah dan wajik; buah-buahan; dan lainnya. Jumlah kotak seserahan juga mendapat perhatian agar berjumlah ganjil, mulai dari 3, 7, 9, 11, 13 dan seterusnya. Konon, masyarakat percaya bilangan ganjil melambangkan keindahan.
Sunda
Tidak jauh berbeda dengan adat Jawa, selama acara seserahan dalam adat Sunda juga biasanya memberikan sejumlah barang berupa pakaian, pakaian dalam, hingga makanan khas daerah. Terutama wajik yang terbuat dari ketan yang lengket sebagai lambang agar kedua calon pengantin senantiasa lengket tak terpisahkan.
Etnis yang jumlah seserahannya genap
Tionghoa
Sebaliknya, bagi keturunan Tionghoa sangat menghindari seserahan dengan jumlah ganjil. Seserahan atau istilahnya sangjit menjadi acara lanjutan setelah lamaran oleh keluarga calon pengantin pria ke rumah calon pengantin wanita. Bingkisan seserahan disarankan berjumlah genap dengan maksimal 12 kotak seserahan. Isi dalam kotak seserahan pun tidak jauh berbeda secara umum. Terdapat pakaian atau kain, 18 macam buah-buahan, sepasang lilin merah yang diikat dengan pita merah, sepasang kaki babi (dapat diganti dengan makanan kaleng), 18 potong kue mangkok berwarna merah, dua botol arak atau champagne serta uang angpao.
Menjalani acara sangjit pun tidak hanya sebatas menyerahkan antaran seserahan kepada calon pengantin wanita. Di samping itu terdapat sederet aturan lain yang tidak ada salahnya diperhatikan. Di antaranya penyerahan kotak seserahan tidak seluruhnya diambil keluarga calon pengantin wanita. Kotak yang berisi 18 macam buah-buahan, sepasang lilin merah, sepasang kaki babi (dapat diganti dengan makanan kaleng), 18 potong kue mangkok berwarna merah, dua botol arak atau champagne hanya diambil separuhnya. Setengah sisanya akan dikembalikan pada calon pengantin pria lengkap dengan seperangkat busana pria dan manisan. Pihak keluarga wanita sengaja tidak mengambil semua bingkisan sangjit sebab jika diambil semuanya itu menandakan sang wanita diserahkan sepenuhnya sehingga keluarga wanita tidak lagi berhak mencampuri urusan putrinya.
Foto: Dok. Istimewa