Kenali Beragam Mahkota Pengantin dari Berbagai Daerah di Indonesia Part 3

Setelah mengenal berbagai mahkota pengantin di Indonesia mulai dari Siger Sunda, Siangko Betawi, hingga Tuhi-tuhi di Gorontalo, dalam artikel ini kamu akan diajak untuk kembali mengeksplor headpiece yang dipakai oleh bride yang akan menikah dari berbagai daerah Ibu Pertiwi.

Kali ini kamu akan mengetahui mahkota-mahkota dari Nusa Tenggara hingga Papua, yang tak hanya megah, namun juga memiliki nilai sakralnya tersendiri. Biar tidak penasaran, yuk scroll artikel ini hingga selesai!

Payas Sasak Baku

Berasal dari Suku Sasak yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, terdapat mahkota yang bernama Payas. Payas ini merupakan bagian dari busana tradisional daerah itu yang disebut Lambung. Payas merupakan aksesoris tradisional yang membuat wanita suku Sasak menjadi lebih cantik yang juga disimbolkan sebagai sebuah tradisi, kearifan lokal, dan keanggunan, serta kebanggaan. Bahkan baju serta mahkota adat didorong untuk digunakan oleh anak-anak sekolah di daerah sekitar.

Mahkota Bunga Buton

Dengan asal usulnya dari kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, mahkota ini amat terlihat megah dan menawan. Dipadukan dengan baju adat Kombo, baju yang berasal dari kain satin dan dengan manik-manik dan benang emas dan benang perak. Mahkota ini melambangkan kecantikan, kesetiaan dan komitmen kepada pasangan, dan harapan baru untuk sebuah pernikahan. Mahkota dan baju adat yang termasuk dalam bagian tradisi yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang dipegang teguh oleh masyarakatnya.

Balibelo

Pernah mendengar nama mahkota satu ini? Balibelo merupakan mahkota yang berasal dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur yang tepatnya berada di pulau Flores. Hiasan kepala ini biasanya digunakan saat upacara adat yang terbuat dari emas atau perak, sebagai lambang dari keanggunan, kekuatan, dan peran-peran penting wanita yang berasal dari daerah ini. Setiap wanita yang menggunakannya dianggap sebagai penerus warisan dan penjaga tradisi Nusantara. Warna merahnya juga memiliki arti keberanian dan semangat.

Mahkota Kasuari

Layaknya burung purba endemik Papua, Kasuari, pengantin di Papua, biasanya suku Asmat mengenakan Mahkota Kasuari sebagai lambang kehormatan. Mahkota yang dikenakan di kepala ini, menjadi simbol sebagai tempat tertinggi dalam tubuh seorang manusia, yang juga memiliki arti kehormatan tertinggi pada alam yang telah memberi kehidupan. Iriana Joko Widodo pun pernah terlihat memakai mahkota ini untuk memperingati Hari Anak pada tahun 2024 lalu.

Tangkulas dan Bulu Burung Ruai

Megah dan eye catching, mahkota untuk pengantin wanita dari suku Dayak yang berada di Kalimantan Tengah disebut dengan Tangkulas Bulu Burung Ruai. Burung Ruai memiliki bulu yang indah ini ditaruh untuk menghias, yang mana pada pulau Sambas, Kalimantan Barat, yang mana suku Dayak tersebar di berbagai wilayah di Kalimantan. Bahkan istilah merayu perempuan pun menggunakan simbol burung Ruai yang menyebutkan rambut wanita tersebut indah bagaikan bulu burung Ruai.

Untuk mengetahui arti mahkota pengantin lainnya, kamu bisa klik link untuk dua artikel sebelumnya, yaitu Part 1 dan Part 2.

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP