Foto : Bachroni Fauzi
Anda berencana melakukan upacara pernikahan dengan adat Jawa terutama Yogyakarta? Sebelumnya penting untuk terlebih dulu mengenal mengenai riasan Paes Ageng Yogyakarta. Terutama bagi pengantin wanita, karena ia yang akan dipaes, karena bahkan sebelum hari-H, sang perias biasanya melakukan puasa terlebih dulu.
Paes adalah riasan adat tradisional Yogyakarta yang biasa diaplikasikan pada pengantin. Tujuan utamanya adalah untuk membersihkan jiwa dan menguatkan batin agar dapat melaksanakan tugas dengan baik dan terhindar dari petaka. Ini dipercaya dapat membuat pengantin terlihat semakin cantik dan bercahaya.
Secara umum dikenal dua macam paes dari dua derah, Solo dan Yogyakarta. Masing-masing memiliki ciri khas dan makna yang berbeda. Kali ini kita akan membicarakan tentang Paes Jogja. Pada zaman dulu, busana dan tata rias Paes Ageng Jogja hanya boleh dikenakan oleh kerabat raja. Baru pada masa Sultan HB IX yang dengan prinsipnya “tahta untuk rakyat” maka pada tahun 1940, masyarakat umum diijinkan memakai busana ini dalam upacara pernikahan. Sejak saat itulah riasan paes ageng mulai banyak digunakan.
Akan tetapi, tahukah Anda bahwa setiap atribut dalam riasan paes ageng memiliki makna yang mendalam? Untuk pengantin wanita, paes ageng mengandung unsur doa, panduan dan tuntunan terkait bagaimana menjadi seorang perempuan yang semestinya.
Foto : Sugiharto
Cunduk Mentul
Cunduk mentul adalah atribut yang letaknya di kepala yang menjulang tinggi ke atas. Cunduk mentul biasanya terdiri dari 5 sampai 7 bulatan. Namun sebenarnya cunduk mentul dapat berjumlah 1, 3, 5, 7 atau 9. Cunduk mentul yang jumlahnya satu sebagai simbol atas keesaan Tuhan. Berjumlah tiga sebagai simbol trimurti. Jika berjumlah 5, adalah simbol rukun Islam. Jika berjumlah 7 sebagai simbol pertolongan karena tujuh dalam bahasa jawa adalah “pitu” yang dipercaya sebagai simbol “pitulungan”. Terbanyak berjumlah 9, sebagai simbol walisongo. Selain itu, cunduk mentul seharusnya dipasang menghadap belakang. Sebagai simbol bahwa perempuan harus cantik saat terlihat dari depan maupun belakang.
Gunungan
Gunungan juga diletakkan di kepala dan berbentuk seperti gunung. Kenapa berbentuk gunung? Karena gunung dipercaya oleh masyarakat terdahulu sebagai tempat yang sakral dan tempat bernaungnya para dewa. Simbol ini diletakkan di kepala perempuan menandakan bahwa perempuan harus juga dihormati oleh suaminya.
Centhung
Centhung berbentuk seperti gerbang sebanyak dua yang terpasang di sisi kanan dan kiri. Ini adalah simbol tentang gerbang kehidupan. Artinya, perempuan harus siap untuk memasuki gerbang baru dalam kehidupannya. Perempuan harus siap masuk memasuki kehidupan dalam rumah tangga dan memerankan diri sebagai seorang istri.
Paes Prada
Ini adalah riasan yang dibuat di kening pengantin wanita. Biasanya berwarna hitam dan berbentuk garis lengkung. Kalau kita lihat, besar lengkungan di kening berbeda-beda. Terdapat satu lengkungan besar yang dibuat di tengah, dan diapit oleh lengkungan-lengkungan kecil. Lengkungan yang besar adalah simbol kebesaran Tuhan. Sedangkan lengkungan yang kecil disebut pengapit, sebagai simbol bahwa seorang istri harus siap menjadi penyeimbang dalam rumah tangga.
Citak
Ini yang dilukis di tengah kening seperti riasan India. Citak berada tepat di tengah-tengah. Sebagai simbol bahwa seorang wanita harus fokus, berpandangan lurus ke depan, dan setia.
Alis Menjangan
Adalah bentuk alis yang bercabang seperti tanduk rusa. Bentuk ini memang terinspirasi dari hewan rusa. Karena, rusa adalah hewan yang cerdik, cerdas dan anggun. Artinya perempuan harus memiliki ketiga karakter ini, cerdik, cerdas dan anggun.
Sumping
Adalah hiasan yang diletakkan di telinga. Saat ini sumping yang digunakan oleh pengantin terbuat dari lempengan logam. Namun pada awalnya, sumping yang digunakan oleh trah kerajaan terbuat dari daun papaya. Mengapa? Karena daun pepaya rasanya pahit, sehingga menandakan bahwa menjadi seorang istri harus siap untuk merasakan berbagai kepahitan.
Kalung Sungsun
Kalung ini bersusun tiga. Simbol dari tiga fase kehidupan yang harus dilalui oleh seorang wanita. Fase ini terdiri dari kelahiran, pernikahan dan kematian. Artinya setiap wanita harus siap untuk menghadapi fase-fase tersebut.
Kelat bahu
Kelat bahu adalah hiasan yang disematkan di bahu pengantin wanita. Kelat ini berbentuk naga. Naga adalah hewan yang dipercaya memiliki kekuatan besar. Artinya, menjadi perempuan harus kuat. Kuat menghadapi beragam masalah yang hadir di dalam pernikahan.
Gelang paes ageng
Dalam tat arias dan busana paes ageng, gelang yang dipakai pengantin wanita berbentuk bulat tanpa putus. Ini adalah simbol dari cinta abadi antara dia dan suaminya. (SW)