Melati, Si Putih Kecil Yang Cantik Untuk Rias Tradisi

Foto : Owlsome Project

Siapa tak kenal melati? Bunga berwarna putih berukuran kecil membulat ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Kehadirannya di berbagai acara, terutama acara berbau tradisi seperti sudah menjadi keharusan, terutama pada prosesi pernikahan.

Eratnya berbagai tradisi di nusantara yang berkaitan dengan bunga melati tak lepas dari makna filosofis yang terkandung didalamnya. Warna melati yang umumnya putih bersih serta tidak mencolok, melambangkan kesucian dan keelokan budi. Aromanya yang harum namun tidak menusuk hidung, menyiratkan makna lembut, nyaman dan tenang. Tanaman ini pun dapat tumbuh tanpa perawatan yang rumit dan terus berbunga sepanjang tahun, seolah mewakili sifat bersahaja. Tak heran bila bunga Melati sering dikaitkan dengan berbagai tradisi di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan salah satu spesiesnya yakni Melati Putih (Jasminum sambac) dinobatkan sebagai Puspa Bangsa atau bunga nasional.

Foto : Nirwana Foto

Di Indonesia, bunga melati memiliki berbagai nama yang berbeda-beda dari masing-masing daerah. Di Aceh misalnya, bunga tersebut dikenal dengan nama Meulu cut atau Meulu China, di Banda disebut Menyuru, di Bali dikenal dengan Menuh, sementara masyarakat Bima dan Sumbawa menamakannya Mundu. Di daerah Gayo dan Batak Karo terkenal dengan sebutan Melur atau Melor. Sedangkan Menur, Mlati, atau Melati adalah sebutan bagi bunga melati di tanah Jawa dan Sunda. Orang Madura lebih akrab dengan nama Malete dan di Pulau Timor, bunga tersebut memiliki nama Manyora. Pada upacara pernikahan adat tradisional di Indonesia, bunga melati memiliki peran penting. Terutama pada adat Jawa, Sunda, Palembang dan Banjar. Biasanya kuncup bunga melati yang belum sepenuhnya mekar dipetik, lalu dikumpulkan untuk dirangkai menjadi roncean melati. Bentuknya bisa berupa rangkaian horizontal ataupun berupa jaring.

Foto : The Portrait Photography

Roncean Melati Pada Pengantin Tradisi

Pada hari pernikahan pengantin adat Jawa atau Sunda, hiasan ronce melati memang biasa digunakan. Hiasan ronce melati itu kerap berbentuk jaring yang berfungsi sebagai pembungkus sanggul. Ada juga yang bentuknya laksana rantai yang disematkan menjuntai di antara riasan kepala pengantin wanita. Tata rias Sunda Siger misalnya, selain menggunakan mahkota dan asesoris cunduk mentul sebagai hiasan kepala mempelai wanita, biasanya akan ditambahkan juga rangkaian bunga melati yang dipasang di bawah mahkota. Begitu juga dengan tata rias adat Jawa, seperti pengantin Solo dan Yogyakarta. Kehadiran ronce melati yang bersanding dengan cunduk mentul dan gunungan tak hanya melengkapi juga mempercantik tampilan.

Di daerah Sumatra, pengantin wanita kerap mengenakan mahkota dengan sunting ataupun kembang goyang, juga dilengkapi dengan ronce melati sebagai pemanis. Begitupun dengan pengantin Makassar dan Bugis yang menghiasi rambutnya dengan kuncup melati yang disematkan ke rambut menyerupai butiran mutiara. Sementara Kalimantan Timur tradisi menggunakan rangkaian melati juga dipakai pada surai bulan sebagai hiasan kepala pengantin wanita. Berbagai hal tersebut tentunya akan menambahkan kesan anggun dan cantik layaknya putri raja.

Foto : The Portrait Photography (kiri), Fotolugue (kanan)

Sedangkan pada pengantin pria tradisional di daerah Jawa, bunga melati dirangkai melingkar untuk dikenakan sebagai kalung. Rangkaian melati juga diaplikasikan sebagai hiasan keris dari pengantin pria. Sebutannya bunga kolong keris. Jalinan itu terbuat dari dua jenis bunga melati yang masih kuncup dan setengah mekar, kemudian dipadu dengan bunga kantil, bunga aster dan mawar merah. Sebagai pelengkapnya lagi, ditambahkan bunga gombyok keris, yakni rangkaian melati yang dibuat dengan model usus-ususan atau bawang sebungkul yang dipasang pada roncean kolong keris dan pada sambungannya diberi mawar merah. Aplikasi lainnya dari roncean bunga melati pengantin yaitu Lar-laran, Siraman, Selempang Melati, Buntal Pandan, Baju dan Bando Melati dan lain-lain. Yang pasti selain sebagai hiasan yang memperindah dan menebar aroma harum pada pesta pernikahan, falsafah yang terkandung pada bunga melati diharapkan mampu terwujud dalam kehidupan rumah tangga sang pengantin.

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP