Pernikahan Adat Tionghoa, Perayaan Cinta Penuh Budaya dan Arti dari Leluhur Cina

Pernikahan menjadi sebuah momen sakral antara seorang wanita dan pria dalam menjalin asmara, menurut legenda Cina, ketika manusia lahir di bumi, Dewa mengikatkan benang pada pergelangan kaki laki-laki dan perempuan yang ditakdirkan akan menjadi suami istri kelak, maka dari itu sejauh apapun mereka, pasti akan bertemu dan menikah pada akhirnya.

Dalam pernikahan adat Tionghoa ada berbagai macam ritual mulai dari lamaran hingga resepsi yang ternyata sarat rangkaian dan merupakan tradisi turun-menurun, di mana setiap rangkaiannya memiliki makna tersendiri. Scroll artikelnya hingga akhir untuk mengetahui berbagai rangkaiannya!

Lamaran
Dalam lamaran adat Tionghoa, terdapat yang namanya Mak Comblang yang ditunjuk atau dituakan dari calon mempelai pria. Saat melamar pihak perempuan, Mak Comblang akan surat permintaan serta berbagai hadiah. Pada zaman dahulu, hadiah yang dibawakan adalah angsa, di mana angsa hanya berpasangan satu kali serta melambangkan kebaikan tanpa noda. Namun di dunia modern hadiah-hadiah ini semakin mewah yang mana menyimbolkan keberuntungan, harapan suami istri yang akan selalu rukun, suami sebagai kepala rumah tangga, serta moral dan kebaikan hati. Lamaran ditandai dengan pemberian hantaran yang berisi aneka kue dan buah dalam jumlah genap.

Sangjit
Setelah acara lamaran, calon mempelai laki-laki menyiapkan berbagai hadiah untuk calon pengantin perempuan sebagai bukti yang meyakinkan calon pengantin perempuan akan diurus dengan baik setelah berumah tangga nantinya. Banyaknya hadiah ini melambangkan nasib baik dan keberuntungan dari pihak laki-laki. Dalam Sangjit juga dilakukan pengembalian hadiah sebagai simbol bahwa orang tua dari calon mempelai perempuan masih akan memiliki andil di kehidupan perempuan tersebut bahkan setelah menikah. Untuk mengetahui berbagai hadiah yang bisa dibawa Sangjit, kamu bisa baca selengkapnya di artikel ini.

Pengantaran Mahar dan Menghias Tempat Tidur
Sebelum pernikahan, beberapa keluarga calon mempelai wanita yang dihormati akan diundang oleh keluarga calon mempelai laki-laki untuk menghias kamar pengantin (kedua calon pengantin tidak diperbolehkan bertemu hingga hari pernikahan tiba). Tak hanya itu, dalam tradisi Tionghoa juga melakukan mengangkat dan menghias tempat tidur dengan kelopak bunga indah dan meletakkan lampu di samping tempat tidur untuk dinyalakan nantinya sebagai harapan masa depan bahagia serta karunia keturunan yang sehat.

Menyalakan Lilin
Orang tua kedua calon pengantin disarankan untuk menyalakan lilin perkawinan beberapa hari menjelang pernikahan. Hal ini dilakukan dipercaya untuk mengusir pengaruh buruk yang dapat mengacaukan pernikahan. Penyalaan lilin biasanya dimulai pukul satu pagi yang dibiarkan menyala hingga tiga hari mendatang.

Siraman
Tak hanya adat Jawa, adat Tionghoa juga melakukan siraman yang diawali dengan doa untuk para leluhur dan dimandikan dengan air yang telah dilengkapi wewangian seperti daun pomelo atau daun jeruk bali. Ritual ini dilaksanakan untuk membersihkan pengantin, membuatnya wangi, dan mengusir pengaruh jahat yang bisa mengganggu calon mempelai.

Upacara Penyisiran Rambut
Setelah melakukan siraman, calon pengantin akan dipakaikan piyama berwarna merah yang mana calon pengantin akan disisir rambutnya oleh anggota keluarga yang sudah menikah dan memiliki anak. Calon pengantin akan disisir sebanyak empat kali dengan setiap sisiran yang mempunya arti sebagai berikut,

1. Sisiran pertama berarti semoga calon pengantin dan pasangannya kelak akan selalu bersama-sama dari awal hingga akhir waktu,
2. Sisiran kedua berarti semoga pernikahan yang akan segera berlangsung akan bertahan penuh keharmonisan hingga tua nantinya,
3. Sisiran ketiga berarti semoga calon pengantin akan memenuhi rumahnya dengan para keturunan-keturunannya (anak, cucu, dan cicit),
4. Sisiran keempat dan terakhir berarti semoga pasangan tersebut dilimpahkan kekayaan dan pernikahan yang kekal

Pesta Pernikahan
Perjamuan atau pesta pernikahan merupakan bagian paling krusial dalam sebuah rangkaian pernikahan karena pesta pernikahan dianggap sebagai ajang berterima kasih kepada keluarga dan teman-teman atas segala kebaikan yang diberikan di mana kedua pengantin secara langsung mendapatkan pengakuan telah resmi menikah yang mana dilanjut dengan prosesi Tea Pai. Tea Pai diawali dengan pemberian teh kepada orang tua, dilanjutkan dengan kakek, nenek, paman, bibi, dan seterusnya. Sebelum menyuguhkan teh, kedua mempelai akan membungkukkan badan atau berlutut di depan orang tua dan kakek-nenek untuk memberi hormat. Setelah meminum teh tersebut, pihak keluarga yang dituakan akan memberikan angpau atau perhiasan sebagai bentuk rasa terima kasih.

Yuk, terus update tren dan berita terkini pernikahan dengan men-download aplikasi Weddingku di smartphone-mu dan mengikuti media sosial Weddingku di Instagram, TikTok, Facebook, Pinterest, dan YouTube agar kamu tidak ketinggalan infonya!

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP