Pesona Motif Chinoiserie dalam Cheongsam, Penuh Arti Sejak Abad ke-16

Sejak abad ke 16, kemewahan porselen dari negara yang biasanya ditemukan di tanah Tiongkok mengalir jauh hingga ke benua Eropa. Hal ini merangsang pengadopsian motif oriental dengan sentuhan ke-Barat baratan di abad ke-18 yang dirancang oleh desainer Rococo yang disebut Chinoiserie.

Chinoiserie muncul dengan motif-motif eksotis yang biasanya digambarkan lewat chinese pagoda, bebungaan, dan hewan mitologi Tiongkok. Istilah Chinoiserie sendiri berasal dari kata Perancis yaitu “chinois” yang berarti Cina. Motif ini sering menjadi motif yang mendominasi bordiran cheongsam yang digunakan calon pengantin perempuan saat merayakan salah satu rangkaian pra-pernikahan yaitu Sangjit atau Tingjing.

Berikut beberapa makna yang ada dalam desain Chinoiserie yang menyatu dengan arti cinta antar pasangan:

Pagoda
Meskipun dianggap sebagai arsitektur Asia Timur, pagoda sebenarnya berasal dari tempat suci di India. Penyebaran agama Buddha membawa ini ke Tiongkok, di mana membuatnya membaur dengan gaya daerah setempat. Pagoda adalah kuil indah yang melambangkan sebuah jalan menuju persepsi yang penuh kebijaksanaan, harmoni, dan kedamaian.

Bunga Magnolia
Bunga magnolia merupakan bunga yang digemari di Tiongkok. Bunga ini dipercaya hanya ditanam oleh Kaisar dan orang-orang terdekatnya. Disebut dengan “mu lan hua”, bunga ini sering diasosiasikan oleh kisah seorang gadis yang menyamar menjadi laki-laki dan tidak ketahuan untuk melindungi ayahnya yang diwajibkan untuk dinas militer secara paksa yang menjadi salah satu inspirasi film kartun terkenal berjudul Mulan. Dalam budaya Tiongkok, bunga magnolia menjadi simbol kesetiaan, kasih sayang, kemakmuran dalam pernikahan.

Bunga Teratai
Teratai merupakan motif yang dihormati dalam seni Tiongkok. Dalam kepercayaan agama Buddha teratai adalah tanaman yang tumbuh di lumpur rawa dan bertransformasi menjadi bunga putih bersih dengan arti kejahatan yang berubah menjadi kebaikan. Selain itu teratai juga melambangkan kemurnian dan kesuburan.

Bambu
Bambu adalah tanaman penting dalam kehidupan masyarakat Tiongkok karena digunakan untuk kerangka bangunan, kayu bakar untuk memanggang makanan, dan pembuatan kertas. Bambu melambangkan umur panjang, ketabahan, kebaikan, kejujuran, ketenangan dan kebahagiaan dengan ciri khas tanamannya yang selalu hijau, lurus, tahan lama, dan tidak bercabang.

Hewan Mitologi Tiongkok
Tak hanya motif flora, motif Chinoiserie juga memiliki motif fauna mitologi Tiongkok seperti burung phoenix (Fenghuang) dan burung murai. Fenghuang dianggap melambangkan unsur laki-laki dan perempuan, harmoni yin dan yang. Sebutan ini merupakan gabungan kata “Feng” yang melambangkan aspek laki-laki dan “Huang” yang melambangkan perempuan. Dalam budaya Tiongkok kuno, Fenghuang sering ditemukan dalam dekorasi pernikahan atau keluarga kerajaan. Makhluk mitologi Tiongkok ini kerap disandingkan dengan naga di mana naga dan phoenix melambangkan hubungan bahagia antara suami dan istri.

Sedangkan burung murai, menurut Feng Shui dianggap sebagai “burung kebahagiaan”. Burung murai hanya berpasangan sekali seumur hidup dengan energi yang membawa keberuntungan dan cinta sebagai kekuatan hidup bagi pasangan suami dan istri yang hidup dalam keharmonisan. Legenda bercerita di hari ketujuh pada bulan lunar ketujuh, sekawanan burung murai membentuk jembatan, menghubungkan kedua kekasih dan memungkinkan mereka untuk bersatu. Dengan demikian, burung murai dipandang sebagai Dewa Cinta yang menyatukan kekasih.

Intip pesona busana cheongsam dengan motif-motif Chinoiserie dengan scroll down artikelnya hingga akhir!

Jangan lupa untuk terus update tren dan berita terkini pernikahan dengan mengikuti media sosial Weddingku di Instagram, TikTok, Facebook, Pinterest, dan YouTube agar kamu tidak ketinggalan infonya!

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP