Foto adalah komunikasi visual tanpa kata. Ia dilihat kemudian dirasakan dengan hati. Tak heran kita dapat terbawa oleh berbagai emosi yang tersaji di dalamnya. Apalagi jika sang fotografer pandai mengolah sudut pandang pengambilan gambar, serta peka terhadap momen yang tidak setiap saat terulang. Entah itu senyum bahagia, tangis, hingga rasa gundah, dan lain sebagainya. Ya, semua itu dapat terekam abadi pada lembaran-lembaran foto. Berbicara mengenai berbagai hal dramatisasi fotografi, tak lengkap rasanya jika tidak mengaitkannya dengan Photo Talk.
Mengapa? Karena studio fotografi yang didirikan oleh Yudi Wasisto, 10 tahun silam ini, piawai dalam menyajikan berbagai hal yang mempu memainkan ritme emosi pada setiap hasil fotonya. “Bagi saya setiap momen dalam kehidupan manusia sangat berharga dan unik. Semuanya terjadi sangat cepat, serta mustahil untuk bisa terulang. Tapi semua kenangan bisa abadi dan dapat dilihat kembali pada rekaman visual berupa foto maupun video,” pungkas pendiri Photo Talk ini.
Berpijak pada hal itu, sejak tahun 2006, Yudi pun mulai memperluas layanan fotografinya pada area wedding, pre-wedding photography dan videography. Selain keahlian yang mumpuni, Photo Talk juga dilengkapi dengan peralatan fotografi yang canggih. Boleh dibilang dalam industri wedding photography, Photo Talk merupakan sedikit dari sekian banyak studio foto yang mampu melakukan sesi foto pernikahan maupun pra pernikahan di bawah air. Selain itu juga ada fotografi infra red. Teknologi tersebut dapat memberikan efek dramatisasi foto yang memukau. “Yang pasti Photo Talk akan terus berinovasi dalam dunia fotografi. Menggabungkan kemajuan teknologi dan seni dalam menghasilkan foto-foto yang bercerita.
Tips
• Jadilah diri sendiri. Karena setiap orang memiliki keunikan yang berbeda satu sama lain.
• Tentukan konsep, agar foto memiliki cerita serta makna yang mendalam.