Kamu baru saja bertunangan dan segera ingin menggelar pernikahan, namun ada satu hal yang masih membuat banyak pengantin kebingungan, yaitu biaya pernikahan. Diskusi mengenai biaya bisa menjadi topik yang sensitif, namun krusial untuk dibicarakan, karena hal ini tak hanya menyangkut tentang pengantin itu sendiri, tapi juga keluarga kedua pengantin.
Zaman sekarang, kemandirian serta keuangan calon pengantin semakin meningkat, namun tradisi orang tua atau keluarga pengantin berkontribusi secara finansial juga sudah menjadi kebiasaan turun-temurun di berbagai negara di dunia. Bahkan tak hanya orang tua, kakek dan nenek pun bisa ikut membiayai sesuai dengan tradisi masing-masing.
Dengan beragamnya budaya dan tradisi Indonesia, maka perhitungan biaya ini bisa memicu hal-hal yang tak diinginkan, maka dari itu ada berbagai hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi hal ini, yuk scroll artikelnya hingga akhir untuk mengetahui lebih dalam siapa yang akan membayar biaya pernikahan sesuai dengan tradisi dan agama di Indonesia maupun pandangan pembagian biaya pernikahan menurut budaya internasional yang bisa diterapkan untuk pembagian secara umum.
Pembagian Biaya Menurut Adat Jawa

Mengambil contoh dari adat Jawa, secara tradisional biasanya pengantin wanita yang menanggung mayoritas biaya pernikahan di mana keluarga pengantin wanita dikenal sebagai “pengampu” yang berarti penanggung. Dalam konsep ini, keluarga pengantin perempuan akan meng-handle biaya untuk:
1. Dekorasi dan perlengkapan acara pengantin
2. Busana dan riasan pengantin selama pernikahan
3. Katering untuk tamu dan keluarga
Sedangkan untuk pengantin laki-laki, biaya pernikahan yang bisa ditanggung adalah:
1. Mahar atau mas kawin sebagai simbol dan bukti tanggung jawab suami kepada istri
2. Biaya Akad di KUA maupun di venue yang sudah ditentukan
3. Seserahan dengan barang-barang yang diberikan kepada pengantin wanita
Pembagian Biaya Menurut Islam

Untukmu, calon pengantin yang beragama Islam, ada salah satu ayat Al-Quran di mana, pengantin laki-laki diwajibkan untuk membayar mahar sebagaimana diterangkan dalam surat An-Nisa yang berbunyi,
“Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (mahar) itu dengan senang hati, terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati.” (QS. An-Nisa: 4).
Untuk resepsinya sendiri, tidak ada hukum formal untuk menentukan siapa yang membayar apa. Hal ini bisa dilakukan dengan kesepakatan bersama antara kedua pengantin, serta keluarga yang terlibat. Namun, Islam menganjurkan bahwa resepsi pernikahan layaknya dirayakan secara sederhana sesuai Hadis yang berbunyi, “Sebaik-baik pernikahan adalah yang paling mudah (biayanya dan prosesnya).” (HR. Abu Dawud)
Pembagian Biaya Menurut Adat Tionghoa

Untuk pasangan berketurunan Tionghoa, sebelum menggelar pernikahan, digelar acara yang disebut Sangjit, dalam beberapa tradisi Sangjit, biasanya terdapat yang angpau yang diberi nama Uang Pesta. Uang Pesta menjadi simbol kesanggupan atau kesiapan pengantin pria untuk menanggung biaya pernikahan dengan nominal yang mengandung unsur angka 8 dan 9 dengan arti keberuntungan yang abadi.
Keluarga pengantin wanita biasanya akan mengembalikan sebagian dari Uang Pesta ini, di mana menjadi simbol bahwa pihak laki-laki akan membayar seluruh biaya pernikahan, namun jika angpau tersebut diambil seluruhnya oleh pihak wanita, maka dapat diputuskan bahwa keluarga wanita lah yang akan menanggung seluruh biayanya.
Pembagian Biaya ala Internasional

Menurut Emily Post’s Wedding Etiquette Guide, berikut biaya yang ditanggung oleh kedua pengantin beserta keluarganya jika ingin menggelar pernikahan dengan sistem pembagian biaya yang diterapkan oleh berbagai pengantin internasional, yaitu:
1. Pengantin wanita akan membayar cincin pengantin laki-laki, biaya untuk bridesmaid, dan hadiah untuk wedding party atau resepsi
2. Keluarga pengantin wanita akan membayar biaya undangan, gaun pengantin, aksesori, dekorasi, Akad atau Pemberkatan, resepsi, katering, transportasi, dan fotografer
3. Pengantin laki-laki akan membayar cincin pertunangan dan cincin pengantin perempuan, attire pengantin laki-laki, hadiah untuk party atau resepsi, dan biaya untuk groomsmen
4. Keluarga pengantin laki-laki akan membayar biaya administrasi untuk KUA atau Gereja, gladi resik, entertainment, dan biaya bulan madu
Hal yang harus kamu lakukan dalam menentukan biaya pernikahan adalah diskusikan dengan pasanganmu atau dengan para tetua adat (jika kamu akan menggelar pernikahan adat) tentang biaya pernikahan yang kalian impikan di mana bisa kamu manfaatkan untuk menilai kemampuan finansial calon pasangan. Jika hitungan tradisional terasa berat, kamu bisa membaginya dengan 50:50, 60:40 atau 70:30 disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing.
Terus update tren dan berita terkini pernikahan dengan men-download aplikasi Weddingku di smartphone-mu dan mengikuti media sosial Weddingku di Instagram, TikTok, Facebook, Pinterest, dan YouTube agar kamu tidak ketinggalan infonya!