Diadakan untuk kelima kalinya, ada yang berbeda dari Pasar Indonesia tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tidak hanya dekorasi yang ditata lebih mewah dan eksklusif, Pasar Indonesia yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri ini pun untuk pertama kalinya berkolaborasi dengan Harper’s Bazaar Fashion Festival. Dalam pameran yang menawarkan bermacam produk hasil Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi mitra binaan Bank Mandiri ini, pengunjung berkesempatan menengok langsung fashion show yang tersaji dalam gelaran Harper’s Bazaar Fashion Festival bersama IPMI Trend Show 2015.
Digelar selama lima hari, 22-26 Oktober 2014 di Jakarta Convention Center (JCC), pengunjung dapat menelusuri barisan booth yang kurang lebih berjumlah 200. Seperti biasa aneka jenis kain tradisional serupa songket, batik atau pun tenun, menjadi produk yang umum ditawarkan. Sementara dari sisi kuliner, pengunjung dapat menemukan jajanan hingga oleh-oleh khas dari berbagai daerah. Seperti di antaranya, Bihun Bebek Medan Suki, Soto Udang Galah, Gudeg Yu Djum Yogyakarta, dan Soto Ahri Garut.
Lelah berkeliling, pengunjung dapat menikmati ragam koleksi busana dari 21 anggota IPMI (Ikatan Perancang Mode Indonesia) yang berbeda setiap harinya. IPMI Trend Show yang sudah 29 kalinya digelar ini merupakan acara rutin sekali setahun yang menampilkan tren busana dari para anggota. Seperti pada hari pertama tanggal 22 Oktober kemarin terdapat dua desainer IPMI, Biyan dan Didi Budiardjo yang melansir koleksinya.
Bertajuk “Seruni”, Biyan merefleksikan seruni sebagai simbol bunga krisan yang mengartikan kehidupan dan keabadian. Bunga tersebut pun tumbuh sebagai motif busana yang bersiluet oversize, loose, asimetris dengan warna-warna bunga yang cerah; chrysanthemum yellow terracotta, coral, blush pink, cloudy blue, mint green. Biyan mengaku dalam deretan busananya banyak terpengaruh dari unsur Jepang, yang dapat disaksikan pada beberapa item berupa jaket yang bersiluet kimono, dan celana yang terinspirasi dari samurai.
Pada fashion show terakhir di hari pertama, Didi Budiardjo menutup dengan persembahan busana bertema “Criterion”. Terdiri dari 12 set busana, Didi melansir busana yang penuh warna dan corak. Bahkan terdapat sentuhan bling-bling emas yang muncul pada mini dress dengan paduan coat bulu yang unik. Tak hanya itu aksen bulu pun dapat ditemukan lagi pada cropped top dengan rok yang bervolume dari bulu unggas.
Foto: Vaesy