Untuk ke-6 kalinya, Solo Batik Fashion yang digagas oleh pemerintah kota Surakarta kembali dihelat. Mengambil lokasi di salah satu destinasi bersejarah, Benteng Vastenberg Surakarta dan Balaikota Surakarta, Solo Batik Fashion 6 menjadi salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu. Tak kurang dari 33 desainer kenamaan asal Surakarta serta luar Surakarta berkolaborasi, menandakan eksistensinya di tengah blantika mode tanah air. Di antaranya Djongko Rahardjo, Joko SSP, Joko Widiarto, Owen Joe, Rendy Hapsanto, Ayok Dwipancara, Tedjo Nogo Laksono, Afif Syakur, Phillip Iswardono dan Saka Made.
Diselenggarakan pada pekan lalu tanggal 5-7 September 2014, Solo Batik Fashion 6 menjadi ajang bagi para desainer berbakat untuk menampilkan koleksinya. Setidaknya terdapat ratusan koleksi yang majemuk mulai dari busana tradisional hingga modern, busana mini hingga maxi serta busana formal hingga kasual. Seperti nama acaranya, batik tetap menjadi prioritas utama material bahan. Namun untuk urusan corak batik tidak dibatasi, ada sebagian desainer tetap mempertahankan corak aslinya, dan sebagian juga mengetengahkan corak kontemporer yang unik.
Mengangkat tema “24 Hours Style”, per harinya Solo Batik Fashion 6 menjadwalkan parade busana dari beberapa desainer. Seperti pada hari pertama tanggal 5 September yang dibuka oleh 10 desainer serta rumah mode. Sebuah parade busana yang cukup beragam, dengan koleksi kebaya karya desainer Agus Bridal yang bertajuk "Kebaya Queen Princess" sebagai pembuka. dilanjutkan dengan koleksi busana rancangan Andreas Haris, Batik Keris, Ucok M. Sirait serta masih banyak lagi.
Hari berikutnya, tidak jauh berbeda. Sama halnya seperti hari pertama, rangkaian koleksi dari 10 desainer melenggang memesona. Ayok Dwipancara, Wicaksono Aji Xo, Rosty Danar Hadi, Philip Iswardono dan kawan kawan berhasil menutup hari terakhir Solo Batik Fashion 6 dengan gemilang. Masing-masing mengulas batik dengan konsep tersendiri, menghadirkan batik yang semakin kaya dan lestari.
Foto: Vaesy