Di tengah kemajuan zaman, di tengah terpaan begitu beragamnya budaya luar yang masuk ke Indonesia, tentu hadir kekhawatiran, apakah budaya asli Indonesia perlahan akan hilang? Kerja keras para perias adat untuk mengajak para pengantinnya untuk tetap menjaga lestarinya budaya ini tentu sebuah upaya yang patut mendapatkan apresiasi.
Salah satu dari mereka adalah ibu Mamie Hardo, yang belum lama ini membantu pagelaran budaya ‘Merajut Nusantara’. Bersama para perias adat yang lain, ibu Mamie membantu Vera Kebaya menampilkan pengantin adat dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satu yang ditampilkan adalah pengantin adat Betawi. Perpaduan kebaya karya Vera Kebaya dengan aksesoris adat pengantin Betawi pun terlihat begitu indah ditampilkan oleh model pada gelaran malam itu. Kali ini, kepada Weddingku, Ibu Mamie Hardo bercerita sedikit mengenai tata rias dan aksesoris adat Pengantin Betawi.
Betawi, suku asli kota Jakarta ini memiliki budaya yang merupakan perpaduan berbagai etnik, mulai dari Cina, Arab, dan India. Sentuhan budaya Cina terlihat pada ornamen naga emas, burung hong, serta motif bunga yang hadir sebagai aksesori kepala pengantin wanita dan busana. Sementara busana pengantin pria yang menyerupai gamis atau jubah merupakan adaptasi dari budaya Arab dan India.
Pengantin Wanita
Tata rias adat Pengantin Betawi yang paling banyak dikenal adalah Tata Rias Pengantin Betawi Rias Besar. Pada Pengantin Betawi Rias Besar ini, salah satu unsur penting yang harus ada dan menjadi ciri khas adalah Siangko, yaitu mahkota yang biasa dikenakan oleh pengantin wanita yang dilengkapi dengan cadar, dan disisipkan dua pasang burung hong di sisi kiri dan kanan siangko. Selanjutnya beberapa aksesori yang melengkapi adalah kembang kelape, kembang goyang, dan kembang rumput dengan jumlah yang berbeda-beda. Semua aksesori tersebut disematkan di atas sanggul buatun, sanggul khas pengantin Betawi Rias Besar dimana rambut pengantin digulung ke atas seperti stupa. Sebagai pemanis tampilan, roje melati pun disusun cantik menghiasi sanggul.
Kecantikan sang pengantin wanita ini masih dilengkapi lagi dengan sumping yang tersemat di telinga kiri dan kanan. Dan terakhir, teratai atau disebut juga delima Betawi tersampir di bahu menutupi dada, melapisi kebaya atau baju tuaki, busana khas Betawi berhias sulaman dan manik-manik, yang kemudian dipercantik dengan kalung sebar khas Betawi. Berpadu dengan rok kun, yaitu rok bawah yang berpotongan melebar berhiaskan sulaman naga.
Pengantin Pria
Sementara pengantin pria mengenakan gamis atau busana panjang dan longgar berkerah Shanghai, berlapis jubah hitam, dengan selempang atau selendang tebal yang diselempangkan dari bahu kiri gamis menuju pinggang sebelah kanan. Sebagai penutup kepala, alpie atau penutup kepala khas haji yang menyatu dengan kain urban digulung, lalu ditambahkan untaian melati dengan aksen mawar dan bunga cempaka diatasnya.
Video : Vaesy