Foto: Dok. Fanie dan Ismed by Le’ Motion Photography
Menjadi seorang pengantin yang cantik menjadi dambaan setiap wanita, tidak hanya wajah yang dipentingkan tetapi tiap inci tubuh menjadi hal yang sangat dipikirkan. Kuku salah satunya, karena kuku mempunyai peran besar di hari pernikahan. Dimana hari itu setiap pasang mata akan tertuju pada jari-jemari pengantin wanita saat pengantin pria menyematkan cincin kawin. Jadi, tidak mengherankan jika sehari sebelum pernikahan, banyak mempelai wanita akan pergi ke salon yang menyediakan layanan cat kuku atau nail art demi menyempurnakan kecantikannya.
Prosesi memakai inai di setiap daerah
Dalam tradisi adat memang tidak mengenal cat kuku atau kutek seperti sekarang ini. Namun di beberapa daerah, seperti Minangkabau, Palembang, Aceh dan lainnya mengenal inai atau pacar. Tiap daerah mempunyai sebutan masing-masing dalam ritual pemberian inai kepada mempelai wanita. Minangkabau menyebut ritual pemberian inai dengan malam bainai. Pada malam sebelum hari-H, calon mempelai wanita akan dipakaikan inai oleh satu per satu kerabat yang sudah dipilih sebelumnya. Dulu tujuan memakaikan inai untuk mengusir roh jahat yang mengganggu calon mempelai wanita di hari pernikahan, tetapi kepercayaan itu sudah tidak berlaku lagi. Sekarang ini malam bainai (Minang) atau malam bohgacha (Aceh) dilaksanakan murni hanya sebagai bentuk rasa hormat terhadap tradisi leluhur.
Foto: Dok. Pinterest.com
Kebiasaan memakai inai atau pacar
Sesudah dipakaikan inai atau pacar, kuku-kuku akan memerah setelah didiamkan beberapa lama. Kuku pun terlihat indah dan semakin berwarna menyempurnakan penampilan calon pengantin Minang, Palembang, Aceh. Di luar nusantara, ritual memakai inai pun dikenal di India. Serupa, sebelum hari pernikahan pengantin wanita pun akan diaplikasikan inai. Bukan hanya di kuku, inai pun dipercantik dengan melukis berbagai motif sulur dengan bunga-bunga di telapak tangan dan sepanjang kulit tangan (mehendi). Hasilnya, tangan terlihat semakin Indah dan berwana.