Telah berkiprah selama 15 tahun sebagai seorang fesyen desainer, Vera Anggraini, pemilik label VERA KEBAYA, mengkhususkan diri dalam pengerjaan busana kebaya yang sebagian besar adalah untuk pengantin tradisional.
Lahir dan besar di Medan, Vera mengenyam pendidikan tata busana di SMK Negeri Medan dan dilanjutkan dengan kuliah di IKIP Medan jurusan tata busana.
Selepas kuliah, Vera Anggraini mencoba memulai karier di Jakarta dengan menjadi staf kreatif di Rumah Mode Nelwan Anwar dan selang dua tahun kemudian menjadi asisten desainer di Rumah Mode Adjie Notonegoro.
Tahun 2002, Vera Anggraini membuka rumah mode atas namanya sendiri dan pada tahun 2010 ia mengenalkan label VERA KEBAYA yang dikenal sampai saat ini.
Untuk menandai 15 tahun kariernya di dunia fesyen, pada bulan Agustus 2017, Vera Anggraini menggelar peragaan busana tunggal di Grand Hyatt Jakarta.
Dan publik mengindetikan nama Vera dengan kebaya dimana karyanya telah banyak digunakan oleh banyak kalangan mulai dari artis, selebriti sampai pernikahan putri Presiden RI Joko Widodo.
Merajut Nusantara adalah sebuah kerja budaya yang dipelopori oleh perancang busana Vera Anggraini dengan labelnya VERA KEBAYA, fotografer Darwis Triadi, videografer Wiki Lee, penata rias wajah Irwan Riady, Adi Adrian, Ibu Mamie Hardo, dan Ibu Des Iskandar, serta Emil Eriyanto dan rekan-rekan lain yang cinta akan tradisi budaya pernikahan Indonesia.
Rangkaian kegiatan Merajut Nusantara terdiri dari peragaan busana, penerbitan buku, pembuatan film dokumenter, situs digital, kajian dan diskusi, perjalanan keliling serta pameran di dalam dan luar negeri.
Musik karya Djaduk Ferianto membuka acara dengan alunan tradisional mengiringi barisan ibu-ibu adat yang membantu tatarias di pagelaran ini. Sebuah hentakan nada tinggi seakan menjadi tanda dimulainya sekuens KHATULISTIWA di mana 13 koleksi kebaya dari Sulawesi dan Indonesia Timur akan membawa mata menikmati keindahan warna dan bentuk kekayaan tradisi Bali, Kutai, Nusa Tenggara Timur, Papua, Toraja, Mamuju, dan juga Bugis yang semakin dikenal sekarang ini.
Sampai saatnya hening menempa dan wangi dupa Ratus Bokor merubah suasana. Dua abdi dalem dengan perlahan membawa ratus dan payung membawa penonton ke suasana sakral dari JAWA DWIPA. Sekuens kedua menampilkan 12 koleksi dengan alunan musik etnis Jawa tetap mengalun dengan ritme lambat menampilkan tampilan kebaya Jawa yang idenya datang dari siluet kebaya encim dan kutu baru.
SWARNADWIPA menjadi tampilan yang membawa penonton ke Pulau Sumatera. Diawali dengan dua penari kontemporer bergaya Padang, 15 koleksi kebaya melanjutkan sekuens berikut ini dengan siluet kebaya penuh variasi yang tidak jauh dari pakem. Dengan warna-warna yang memancarkan kilauan emas nan cemerlang, Swarnadwipa menjadi penutup rangkaian sekuens dengan penuh keagungan akan keindahan budaya Indonesia yang kaya ini.
Desainer Fesyen
Yana + 62 8138005733
verakebaya@me.com