Esensi Cinta Icha & Hendi Berbalut Tradisi Sunda Jawa di Bidakara

HERNANDI PUTRA PRASETIA & CHARISSA PRILANIDITA - 25 JANUARI 2015
| 3570

Cerita manis yang diukir Hendi dan Icha selama enam tahun pada akhirnya bermuara pada pernikahan bahagia. Cerita bermula ketika Icha dan Hendi secara tidak sengaja bertemu di Bandung. Mundur enam tahun sebelumnya, Icha yang kala itu masih menjadi seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta diajak oleh sepupunya untuk menghabiskan waktu liburan ke Bukit Moko, Bandung. Tanpa disangka sepupunya tersebut mengajak seorang sahabat yang tidak lain adalah Hendi. Seketika cinta pun hinggap di hati keduanya.

Cerita manis yang diukir Hendi dan Icha selama enam tahun pada akhirnya bermuara pada pernikahan bahagia. Cerita bermula ketika Icha dan Hendi secara tidak sengaja bertemu di Bandung. Mundur enam tahun sebelumnya, Icha yang kala itu masih menjadi seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta diajak oleh sepupunya untuk menghabiskan waktu liburan ke Bukit Moko, Bandung. Tanpa disangka sepupunya tersebut mengajak seorang sahabat yang tidak lain adalah Hendi. Seketika cinta pun hinggap di hati keduanya. 

Jeda sebulan sejak perkenalan di Bandung, Hendi menghubungi Icha melalui facebook. Dan semenjak itu keduanya mulai sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Akhirnya pun dapat ditebak, tanggal 28 November 2008 menjadi tanggal bersejarah dalam hubungan mereka dimana Hendi dan Icha resmi berpacaran. Meski harus menjalani hubungan jarak jauh, Hendi menjalani tugas kedokteran di Bandung, sementara Icha harus menyelesaikan kuliahnya di Jakarta, keduanya yakin hubungan yang dibangun di atas kepercayaan tidak mudah goyah. Hingga akhirnya enam tahun kemudian kepercayaan yang kuat di antara mereka dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan.

Berada dalam etnis keluarga yang heterogen, Icha keturunan Jawa sedangkan Hendi campuran Jawa-Sunda menjadi latar belakang keduanya untuk menyatukan dua etnis tersebut dalam rangkaian pernikahan mereka. Seusai melaksanakan akad nikah yang dekorasinya kaya akan warna putih, Icha dan Hendi pun menjalani ritual pernikahan Jawa yakni ritual panggih. Setelah sebelum hari-H Icha  melakukan prosesi pranikah menurut adat  Jawa seperti siraman dan midodareni, dan di tempat terpisah Hendi juga melakukan ritual siraman dalam adat Sunda.

Sesuai kesepakatan bersama, resepsi pun digelar dalam adat Sunda. Sentuhan kasual yang menampilkan denim dan batik Garutan sengaja dihadirkan untuk memberi kesan lebih santai tanpa meninggalkan nuansa etnik. Nuansa biru denim yang berpadu dengan warna keemasan ternyata mampu menghadirkan nuansa elegan dan mewah pada hari terindah bagi Icha dan Hendi.


BACK
TO TOP