Jalinan Kasih Niken & Koko Terangkai Tradisi Jawa & Melayu

NIKEN WULANDARI & KUKUH PURWOAJI - 31 AGUSTUS 2014
| 3764

Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Sebuah peribahasa yang menggambarkan pernikahan Niken dan Koko, nama panggilan Kukuh. Niken yang lahir dan besar di Medan, memilih melaksanakan prosesi Melayu, meski darah Jawa mengalir dalam tubuh Niken dan Koko.

Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Sebuah peribahasa yang menggambarkan pernikahan Niken dan Koko, nama panggilan Kukuh. Niken yang lahir dan besar di Medan, memilih melaksanakan prosesi Melayu, meski darah Jawa mengalir dalam tubuh Niken dan Koko.

Kisah Niken dan Koko yang berawal dari pertemuan di bulan Oktober 2013, berakhir bahagia meski sempat mengalami pasang surut. Niken yang masih trauma pada hubungan sebelumnya, semula hanya menganggap Koko sebagai teman dekat. Namun keseriusan yang Koko tunjukkan dengan berbicara kepada orangtua Niken saat mereka berkunjung ke Jakarta, meluruhkan hati Niken.

Akad nikah yang mengharukan pun dilaksanakan di rumah Niken pada 30 Agustus 2014. Sempat tersendat akibat perbedaan adat dan kebiasaan, akhirnya semua berjalan lancar. Resepsi berlangsung keesokan harinya di Raz Plaza Convention Hall. Berbalut kebaya hitam modifikasi dengan paes di dahi, kebahagiaan terpancar di wajah Niken yang bersanding dengan Koko.

Walau mengenakan busana pengantin Jawa, namun prosesi yang dijalankan adalah Marhaban dan Tepung Tawar. Dua prosesi yang biasa dilakukan oleh pengantin Melayu. Bahkan kain dan selendang yang tersampir di bahu ibunda Niken dan Koko pun bukan batik melainkan songket. Seperti dikatakan ibunda Niken,”Karena sudah terlalu lama di Sumatera, saya tidak berani melaksanakan prosesi Jawa, takut salah, jadi biarlah Niken dan Koko mengikuti prosesi yang biasa dilakukan disini saja.” Sementara bagi Niken dan Koko, tema Pernikahan Nasional sengaja mereka ambil demi menghormati perbedaan tradisi antara kedua belah pihak. Karena meskipun Koko asli Jawa, namun di tubuh Niken mengalir darah Jawa, Minang, dan Jepang.

BACK
TO TOP