Pernikahan Bertema '1920 Jazz Age Lawn Party' di Plataran Cilandak
Pada saat itu tepatnya di bandara Sinddy baru pulang terbang. Kebetulan Sinddy bekerja di salah satu maskapai Indonesia, sembari menunggu mobil bus yang mengantar, tiba-tiba ada sesosok pria yang mendatanginya. Awal percakapan, pria tadi dan Sinddy berbicara ringan.
Suatu hari di bandara, Sinddy yang bekerja di salah satu maskapai Indonesia tengah menunggu bus yang akan mengantarnya pulang selepas terbang. Tiba-tiba saja seorang pria menghampirinya dan memulai percakapan ringan seperti sudah terbang kemana saja, berapa kali terbang sehari dan sebagainya. Percakapan umum yang biasa terjadi antara penumpang dan pramugari. Di tengah obrolan yang masih berlangsung, mobil jemputan Sinddy datang. Sebelum berpamitan, pria tersebut meminta nomor whatssap yang diberi Sinddy dengan senang hati. Bunga-bunga di dalam hati Sinddy perlahan mulai merekah pada pandangan pertama.
Sedikit terkejut Sinddy saat sang pria menghubunginya. Pembicaraan yang sebelumnya terputus pun terjalin kembali. Di sela-sela pembicaraan Sinddy akhirnya mengetahui nama pria tersebut, Tegar. Entah apa yang membuat Sinddy merasa nyaman berbincang dengan Tegar dan merasa kalau inilah pria yang tepat untuk mendampingi hidupnya kelak, bahkan di awal perkenalan. Komunikasi yang intensif pun terus terjalin, Sinddy dan Tegar mulai terbukan akan rasa yang tumbuh di hati masing-masing. Memutuskan untuk serius menjalin hubungan agar lebih mengenal sifat masing-masing, pekerjaan Sinddy yang menuntutnya sering bepergian membuat mereka kerap sulit bertemu. Namun hal ini tak menghalangi niat Tegar untuk melanjutkan hubungan ke tahap berikutnya, pernikahan.
Memiliki waktu terbatas akibat tuntutan pekerjaan, persiapan pernikahan pun harus dimaksimalkan selama Sinddy tak ada jadwal terbang. Proses pencarian vendor yang cukup sulit karena tak sesuai bujet, Sinddy dan Tegar sangat terbantu saat keduanya mengunjungi salah satu pameran pernikahan. Menemukan dua vendor yang cocok dengan bujet sesuai di pameran tersebut, sisa vendor yang diperlukan dicari dari Instagram dan rekomendasi dari adik ipar Sinddy.
Menyukai musik jazz tahun 1920an, selera Tegar terhadap musik ini mereka jadikan tema pernikahan. Memilih venue berkonsep taman sebagai lokasi pernikahan, menjadikan tema `1920 Jazz Age Lawn Party` ini saling mendukung, hingga terciptalah nuansa vintage dan preppy khas 1920.
Akad nikah yang berlangsung dalam nuansa putih pun berganti rupa dengan nuansa 1920an mulai dari dekorasi hingga penampilan Sinddy dan Tegar. Musik jazz era 1920an pun mengalun indah, membawa angan semua yang berada di pesta pernikahan melayang ke tempo dulu.