Rustic Wedding At Villa Plenilunio, Uluwatu, Bali
Meskipun bekerja di satu gedung perkantoran yang sama, tapi karena berbeda perusahaan, Alvin dan Thea tidak pernah bertemu. Selama itu, mereka hanya saling berkirim e-mail untuk kebutuhan pekerjaan. Sampai suatu hari, Thea harus menghampiri Alvin untuk mengambil data melalui flash disk.
OUR LOVE STORY Meskipun bekerja di satu gedung perkantoran yang sama, tapi karena berbeda perusahaan, Alvin dan Thea tidak pernah bertemu. Selama itu, mereka hanya saling berkirim e-mail untuk kebutuhan pekerjaan. Sampai suatu hari, Thea harus menghampiri Alvin untuk mengambil data melalui flash disk. Pada saat itulah mereka pertama kali bertemu secara langsung. Tidak butuh waktu lama bagi Alvin untuk melakukan pendekatan, karena sejak kencan pertama, keduanya sudah langsung merasa sangat cocok, sehingga tiga bulan kemudian Alvin dan Thea resmi berpacaran. Kedekatan Alvin dengan keluarga menjadi nilai plus di mata Thea, karena Thea berpendapat jika seorang laki-laki dekat dan bisa menghargai waktu dengan keluarganya, maka kelak laki-laki tersebut juga akan bersikap yang sama terhadap istri dan anak-anaknya. Cara Alvin memperlakukan orang-orang di sekitarnya dengan baik dan sopan, tanpa memandang status sosial mereka, juga membuat Thea semakin jatuh hati dan mengagumi Alvin. Sedangkan bagi Alvin, hanya Thea lah satu-satunya orang yang bisa memahami dan mendengarkan semua isi hatinya. Kepribadian Thea yang mandiri dan juga pintar memasak membuat Alvin yakin untuk menjadikan Thea istrinya.
WILL YOU MARRY ME Berlibur ke Tokyo, di malam terakhir, saat sedang berjalan santai, berbincang sambil menikmati kota, Alvin tiba-tiba saja memberikan sebuah kotak dan meletakkannya di tangan Thea. Alvin hanya berkata, “Nih... nih...” dan tidak mengucapkan apapun. Sampai ketika Thea membuka kotaknya dan akhirnya malah memakai sendiri cincin tersebut, Alvin tetap tidak mengucapkan kalimat “Will you marry me.” Thea pun tidak mau menyerah dan tetap mendesak Alvin untuk mengucapkan empat kata yang ia tunggu-tunggu. Tapi Alvin malah berkata, “Gak usah ditanya, kamu juga pasti mau!.” Thea pun hanya tertawa karena mengetahui karakter Alvin sangat jauh dari romantis, agak kaku dan realistis.
THE WEDDING THEME Alvin dan Thea tidak menentukan tema pesta pernikahan secara khusus. Bali dipilih sebagai lokasi karena keduanya ingin menyelenggarakan pesta pernikahan outdoor dengan latar belakang pemandangan laut yang sangat mengagumkan. Dekorasi bertema rustic, natural dan menggunakan fresh flowers dinilai sangat sesuai dengan lokasi di Uluwatu yang berada di atas tebing dan menghadap ke laut.
THE WEDDING PREPARATION Walaupun sudah dilamar dari bulan Juni 2016, tapi persiapan pernikahan baru mulai dikerjakan setelah orangtua dari kedua belah pihak bertemu pada bulan November 2016, yang berarti hanya berjarak 7 bulan sebelum hari pernikahan. Namun karena pesta yang diselenggarakan bukan pesta yang besar dan juga berkat bantuan wedding organizer, Alvin dan Thea berhasil mempersiapkan semua hal yang diperlukan dalam waktu 7 bulan. Yang menjadi tantangan terbesar bagi mereka justru bukan dalam pemilihan vendor, melainkan mempersiapkan para tamu yang datang. Karena pesta pernikahan Alvin dan Thea berkonsep sitting dinner, jadi setiap tamu harus dipastikan kehadirannya. Namun kepastian kehadiran tamu masih terus berubah-ubah hingga menjelang hari H. Selain itu, mempersiapkan akomodasi para tamu serta kendaraan antar jemput mereka dari tempat menginap sampai ke lokasi pernikahan juga menjadi tantangan tersendiri bagi Alvin dan Thea.
THE BEST MOMENT Alvin dan Thea merasa bahwa dari awal acara sejak pagi hari hingga acara after party di malam hari, semuanya merupakan momen paling membahagiakan untuk mereka. Salah satu hal yang juga sangat mereka syukuri adalah bahwa hujan tidak turun sama sekali pada hari pernikahan mereka, sebaliknya, cuaca sangat bersahabat dan sempurna pada hari itu.