Fletch & Lisa's White Wedding At Shangri-La Hotel, Jakarta
Terinspirasi dari glam wedding, Lisa dan Fletch memilih tema pesta `White Theme with a Touch of Blue`
Our Love Story September 2009, Fletch dan Lisa berjumpa di sebuah pesta pernikahan sahabat mereka. Karena memang tak saling kenal, usai pesta, Fletch yang jatuh suka kepada Lisa, menanyakan nomor telepon Lisa kepada sahabatnya, yang tak lain adalah si mempelai pria. Sayangnya, insiden ban mobil yang pecah membuat Fletch dan Lisa batal bertemu muka. Namun, perkenalan tetap berlanjut lewat obrolan di Facebook. Tiga bulan kemudian barulah Flecth dan Lisa bertemu. Februari 2010, saat Fletch pulang ke Indonesia, ia meminta Lisa menjadi kekasihnya. Dengan berat hati Lisa menolak karena tidak siap menjalani hubungan jarak jauh sehingga status Lisa dan Fletch tetap hanya sebagai teman. Berlalunya waktu ternyata tidak mengubah perasaan suka Fletch kepada Lisa. Lima tahun kemudian, Fletch kembali meminta kesediaan Lisa untuk menjadi kekasihnya. Kali ini, Lisa memberikan jawaban yang berbeda. Di mata Fletch, Lisa adalah wanita sempurna. Bukan hanya secara fisik, tetapi karakter dan kepribadian Lisa membuat Fletch tak pernah berhenti mengaguminya. Bersama Fletch yang bijaksana dan baik hati, Lisa percaya hidup bersama Fletch adalah keputusan yang sempurna. Tepat 1 tahun kemudian, Fletch melamar Lisa.
The Proposal Tepat di hari ulang tahun pertama, Fletch yang juga pandai mengemudikan pesawat kecil mengajak sang kekasih mengarungi langit biru kota Perth. Di tengah-tengah penerbangan, Fletch mengaku dirinya kehilangan arah dan meminta Lisa mengambil buku petunjuk arah. Di dalam buku itu Lisa menemukan petunjuk berupa langkah-langkah yang harus ia lakukan, dan langkah terakhir adalah ketika Lisa membaca sepenggal kalimat bertuliskan “Will you marry me?”
The Wedding Theme Terinspirasi dari glam wedding, Lisa dan Fletch memilih tema pesta “White Theme with a Touch of Blue”. Sederhana dan elegan, perpaduan dua warna ini juga diyakini oleh kedua mempelai dapat menghadirkan suasana romantis.
The Preparations Persiapan yang dilakukan terbilang singkat, hanya 6 bulan, terhitung sejak hari Fletch melamar Lisa. Karena Fletch bekerja di Perth, maka sebagian besar persiapan dilakukan oleh Lisa, dibantu oleh ibu dan saudara-saudaranya. Meski jauh di Perth, dukungan Fletch tak pernah putus. Ketika Lisa merasa sesuatu berjalan tak seperti yang ia harapkan, Fletch akan menghiburnya dengan mengatakan bahwa Lisa telah melakukan yang terbaik dan Fletch sangat berterima kasih untuk semua upaya Lisa.
Wedding Items Berbeda dengan kebanyakan pasangan pengantin, cincin kawin Lisa dan Fletch memiliki model yang berbeda. Cincin kawin yang melingkar di jari manis Lisa memiliki model yang cantik sehingga tidak sesuai jika dikenakan oleh Fletch. Lisa pun putar otak dan mencari cincin kawin untuk Fletch dengan model yang tidak jauh berbeda dengan cincin miliknya namun sesuai di jari tangan pria. Betapa girang hatinya ketika menemukan cincin yang bagus untuk Fletch di butik perhiasan Bvlgari. Filosofi di balik model cincin mereka berdua adalah dua perbedaan yang akhirnya mampu melebur, mencari jalan tengah terbaik demi pernikahan yang langgeng. Untuk gaun pengantin, Lisa sudah lama mengagumi gaun-gaun karya Hian Tjen. Pilihannya tak salah. Desain gaun pengantin Lisa, simpel dan elegan, membalut tubuhnya dengan sempurna. Sedangkan untuk buket bunga, pecinta baby breath dan tulip ini memilih baby breath untuk acara di pagi hari, tulip dan silver dust untuk acara di malam hari.
The Best Moment Lisa dan Flecth sepakat memilih pengucapan janji pernikahan sebagai momen terbaik. It was a
touching moments.
Teks Fannya G Alamanda