Garden Party Indoor di The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan
Dari benci bisa jadi cinta. Begitulah kisah Putri dan Harriman yang saling kesal di awal jumpa, namun akhirnya berujung bahagia.
Dari benci bisa jadi cinta. Begitulah kisah Putri dan Harriman yang saling kesal di awal jumpa, namun akhirnya berujung bahagia.
Pertemuan Putri dan Hariman pertama kali terjadi ketika keduanya tengah berkuliah di Melbourne. Saling tak suka di awal, namun setahun kemudian mereka mulai berteman. Rasa tertarik pun mulai tumbuh, hingga terjalin hubungan yang bertahan delapan tahun lamanya. Kedua keluarga telah saling mengenal hingga dengan mudah Harriman mendapat restu untuk meminang Putri pada acara lamaran yang digelar Januari 2016.
Beruntung dari kedua pihak keluarga menyerahkan semua konsep pada Putri dan Harriman, sehingga konflik orangtua dan anak yang sering mewarnai persiapan pernikahan tidak terjadi. Keinginan kedua orang tua hanyalah agar pernikahan digelar dalam nuansa tradisi. Akhirnya disepakati akad nikah dilaksanakan dalam adat Jawa sesuai keluarga Harriman, sementara resepsi dalam tradisi Sunda sesuai keluarga Ibu Putri. Pertemuan dua adat pun terjadi pada acara siraman dimana Putri melangsungkan dengan adat siraman Sunda, dan Harriman siraman dengan adat Jawa.
Mengenai dekorasi Harriman dan Putri memiliki kesamaan untuk menciptakan pernikahan bertema garden diiringi alunan orchestra upbeat jazz tanpa vokalis. Selebihnya dalam menentukan desain kebaya dan warna, awalnya Putri ingin mengenakan kebaya biru tua, warna kesukaanya, namun Biyan sang desainer mampu memikat Putri dengan bahan green mint. Putri dan Harriman pun tampak serasi mengenakan busana pengantin berwarna hijau yang menyatu dengan tema garden yang diusung.