Memori Indah Pesta Pernikahan Sarah dan Dollah di Sampoerna Strategic Square
Awalnya dikenalkan oleh seorang teman di satu momen yang tidak direncanakan. Secara kasual mereka berkenalan. Hal yang mula-mula terasa biasa saja karena Sarah yang memang bertipe cuek dan sedang tidak mencari pasangan saat itu dan Dollah juga terlihat tidak terlalu menaruh perhatian, namun kesukaan dan latar belakang pekerjaan di bidang kreatiflah yang mendekatkan Sarah dan Dollah. Dari situ obrolan mereka semakin nyambung, dari yang tadinya cuek, mereka mulai sering telfonan dan akhirnya jalan bareng.
Sarah selalu percaya kalau memang Dollah jodoh yang tepat pasti akan membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik. "Setelah beberapa bulan pacaran, Dollah menunjukkan keseriusannya menjalani hubungan ini. Di mata saya, dia adalah orang yang taat agama dan membuat saya percaya Dollah bisa menjadi imam di hidup saya. Dia committed dan juga sangat sabar menghadapi saya yang terkadang masih seperti anak kecil," terang Sarah sambil tertawa mengingat masa-masa pacaran mereka. "Dan, karena memang kita mulai dari temenan dan nyambung, saya merasa nyaman dengannya. Mungkin itu yang membuat saya yakin kalau `he is the one for me`," jelas Sarah di awal pembicaraan.
Merasa sebagai bukan pasangan yang romantis, Sarah mengakui bawah tidak ada peristiwa lamaran yang istimewa. Namun, ada hal yang menarik terjadi satu hari di tahun 2019. "Tiba-tiba aja, out of nowhere, saya ajak dia untuk buat satu perjanjian," seru Sarah. "Kalau dalam dua tahun ke depan kita gak nikah sama siapa-siapa, ya udah, kita settle down yuk!" Itu ajakan Sarah yang langsung dijawab Dollah. "Kenapa harus nunggu dua tahun?" Jadilah dari momen ini mulai ada omongan untuk mempersiapkan pernikahan dan tidak lama setelah itu, Dollah bertemu dengan kedua orang tua Sarah dan meminta izin untuk menikah dengan Sarah.
Stress Mempersiapkan Pernikahan Karena Pandemi
Seperti umumnya pasangan yang sedang mempersiapkan pesta pernikahan mereka, Sarah dan Dollah rajin mengunjungi pameran-pameran dan venue-venue pesta pernikahan sampai akhir tahun 2019 lalu. Namun, setelah masa pandemi, persiapan pernikahan mereka dilanjutkan lewat meeting-meeting online dengan vendor-vendor pernikahan yang membantu mereka. Untungnya, Sarah sudah menemui desainer kebaya dan gaun pernikahan untuk menentukan pilihan dan melakukan proses pengukuran. Hal ini sangat mempermudahnya untuk tidak perlu banyak bertemu hingga saatnya untuk fitting, dua bulan sebelum hari-H. “Untungnya juga, beberapa vendor sudah pernah digunakan oleh keluarga atau teman-teman, sehingga kualitasnya tidak perlu diragukan lagi,” Sarah menambahkan penjelasannya.
Pandemi memang membuat banyak rencana terpaksa berubah. Seperti juga pernikahan Sarah dan Dollah yang rencananya dilangsungkan pada Juni 2020, tapi terpaksa diundur. Aturan PSBB yang kadang ketat kadang longgar, bahkan sempat tidak ada izin untuk menggelar pernikahan di Jakarta, sempat membuat pasangan ini bingung. Apakah tetap menggelar pernikahan di venue yang sudah dibayar DP-nya dan tidak bisa dibatalkan, atau cukup melaksanakan ijab Kabul di KUA saja? Hingga akhirnya Dollah mengambil sikap tegas dan memutuskan untuk mengundurkan tanggal pernikahan ke November 2020.
‘New Normal Wedding’ yang Memorable
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Berbalut kebaya kutubaru putih kreasi Rumah Kebaya by Eva Pudjo, Sarah terlihat cantik meski di dalam hatinya terselip kekhawatiran saat menunggu pria pujaannya, yang juga berbalut beskap warna putih, mengucapkan ijab kabul. “Alhamdullilah, setelah ijab Kabul berjalan lancar seterusnya saya sudah merasa santai aja sih. Dengan bantuan tim WO yang menghandle acara dengan baik, semuanya bisa berjalan lancar,” papar Sarah mengenang hari bahagianya. “Selebihnya mungkin excited ya, bertemu dengan keluarga besar dan teman-teman terdekat yang lama gak jumpa karena pandemi. Jadi acaranya seperti ajang reunian dan silaturahmi,” lanjut Sarah.
Suasana akrab dan nyaman sangat terasa oleh sekitar 100 tamu yang menyaksikan prosesi akad nikah yang digelar dengan nuansa Jawa. Demikian pula saat acara resepsi atau syukuran yang mengusung tema industrial romantic dengan nuansa jewel tones dengan warna navy blue, dark teal, wine, burgundy, dan pale green yang dihadiri oleh 150 tamu. Total tamu yang datang berjumlah 204 tamu.
Mengenakan gaun resepsi rancangan Rama Dauhan, Sarah terlihat cantik dan sangat menikmati momen bahagia acara syukuran bersama Dollah. “All familiar faces dan area venue terasa luas karena hanya diisi seperempat dari kapasitas keseluruhan. Kami juga bisa mengakali penempatan kursi berjarak minimal 1 meter mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan. Menurut tamu yang datang, acara pernikahan ini menjadi sedikit beda. Sebutannya mungkin ‘New Normal Wedding’ ya,” terang Sarah.
Ada rasa lega yang membuncah di hati Sarah dan suami, saat semua berjalan lancar tanpa aral melintang. Meski sempat diundur, namun semua dapat terlaksanan dengan baik, venue tidak penuh, dan tamu merasa nyaman dan memberikan kepuasan tersendiri.
Selain itu, ada kejadian unik yang memorable bagi Sarah dan Dollah saat resepsi berlangsung.
“Jadi karena tanggal pernikahan bersamaan dengan tanggal ulang tahun suami maka di acara resepsi, keluarga dan tim WO bekerja sama untuk memberi kejutan. Saya dan suami saat itu tidak tahu apa-apa tentang rencana ini dan merasa terkejut karena tiba-tiba lagu ‘Happy Birthday’ versi Stevie Wonder dimainkan oleh band pengiring. Benar saja, tak lama sesudah itu, kedua tante saya naik ke pelaminan membawa kue untuk ditiup suami saya,” tutup Sarah dengan raut muka bahagia kembali terpancar di wajahnya.
Tips-tips dari Sarah dan Dollah untuk para calon pengantin
Pilihan WO yang tepat bisa sangat membantu kelancaran dan kenyamanan persiapan pernikahan. Pilih juga WO yang nyaman untuk diajak bekerja sama. Karena hampir semua hal dalam persiapan pernikahan kemungkinan besar diurus oleh tim WO. Dan kalau dihadapkan dengan masalah mengenai vendor, tim WO bisa memberikan solusi. Kalau memutuskan untuk tidak memakai WO, bentuklah tim panitia yang berisi orang-orang yang dapat dipercaya.
Jangan stress sendirian. Komunikasi adalah kunci. Sering-sering sharing kalau ada masalah mengenai persiapan pernikahan, jangan disimpan sendiri. Bisa cerita ke pasangan atau sahabat terdekat atau orangtua, ataupun ke WO (kalau soal vendor).
Rajin mencari referensi tema, warna, dan preference. Semua perempuan pasti punya ‘dream wedding’ masing-masing. Dengan sering-sering research, kamu akan punya bayangan atau pilihan tentang apa aja yang kamu inginkan di acara pernikahan. Dengan begitu, akan jauh lebih mudah untuk mempersiapkan acara pernikahan kamu.
Harus rajin juga riset tentang vendor yang akan dipilih. Cari tahu testimony Bisa dari social media, dari website-website kumpulan vendor pernikahan atau tanya referensi ke keluarga atau teman. Ini penting mengingat banyaknya kasus penipuan yang dilakukan vendor pernikahan akhir-akhir ini.
Have a small wedding instead. Mengingat sekarang masih dalam masa pandemi, saya rasa untuk sekarang ini intimate wedding is more convenient for everyone. Selain mengikuti peraturan dari pemerintah, intimate wedding juga lebih memberikan rasa nyaman untuk kita dan para tamu. Dan dari sisi bujet, jadi bisa melakukan penghematan deh :)