Menariknya Pernikahan Aceh dan Jawa di Gedung Dhanapala
Adinda dan Rizqi bertemu pertama kali pada pertengahan tahun 2015. Ketika Adinda baru lulus kuliah, dan mengikuti program internship di sebuah perusahaan BUMN tempat Rizqi bekerja. Hubungan keduanya pada saat itu hanya sebatas teman kerja, bahkan hampir jarang mengobrol karena beda lantai.
Adinda dan Rizqi bertemu pertama kali pada pertengahan tahun 2015. Ketika Adinda baru lulus kuliah, dan mengikuti program internship di sebuah perusahaan BUMN tempat Rizqi bekerja. Hubungan keduanya pada saat itu hanya sebatas teman kerja, bahkan hampir jarang mengobrol karena beda lantai. Hanya bertegur sapa saat tidak sengaja berpapasan di kantor.
Sampai pada akhirnya selesai masa kontrak internship, Adinda berpamitan kepada seluruh rekan kerja termasuk Rizqi. Agak terkejut,Rizqi tidak mengira kontrak internship Adinda sudah berakhir. Meski agak terlambat, dan Adinda sudah diterima bekerja di kantor lain, tidak membuat Rizqi mundur mendekati Adinda. Tepatnya di tahun 2016, Rizqi mendekati Adinda dengan mengutarakan niatnya untuk serius berkomitmen. Adinda juga menyambut niat baik tersebut tanpa ragu, hingga setahun lebih berlalu tepatnya bulan Maret 2017 keduanya segera mempersiapkan keperluan pernikahan.
Persiapan pernikahan dimulai dari mengunjungi berbagai wedding fair untuk hunting vendor pernikahan. Pengalaman saat pertama kali datang ke pameran pernikahan, Adinda dan Rizqi masih merasa bingung tidak tahu apa yang harus dilakukan. Keduanya pun pulang hanya membawa setumpuk pricelist dan informasi dari vendor. Namun setelah memesan venue, persiapan terasa jauh lebih lancar dalam menentukan vendor selanjutnya.
Walaupun persiapan dikerjakan tanpa bantuan wedding organizer, di sela kerepotannya Adinda masih sempat membuat souvenir pernikahannya sendiri. Mengikuti tema pernikahan yang mengangkat adat Aceh, Adinda memberikan souvenir bubuk kopi Aceh. Dengan harapan setelah para tamu pulang dari acara pernikahan, masih menyimpan kenangan manis berupa bubuk kopi Aceh sesuai dengan tema pernikahan yakni Adat Aceh.
Dengan pertimbangan menikah dengan konsep adat lebih unik dan menarik dibandingkan dengan konsep nasional. Diputuskan acara resepsi bertemakan adat Aceh mengikuti adat keluarga Adinda. Sedangkan untuk akad memilih unsur adat Jawa sesuai adat keluarga Rizqi yang berasal dari Jawa. Dengan cara itu pula dapat membagi acara lebih adil antara kedua pihak keluarga.