Simfoni Tradisi Sunda & Minang di Graha Manggala Siliwangi, Bandung

RADHIYAN & GITA AYUWIGATI - 23 AGUSTUS 2014
| 5711

Witing tresno jalaran soko kulino. Ungkapan dalam bahasa Jawa ini sepertinya tepat untuk menggambarkan hubungan yang terjalin antara Gita dan Ian. Pertemanan yang terjalin sejak masa kuliah dan berlanjut hingga membangun bisnis bersama ini menyadarkan Gita dan Ian kalau keduanya sudah merasa nyaman sebagai pasangan, dan sulit untuk dipisahkan. Meski Ian tidak pernah secara resmi meminta Gita untuk menjadi kekasihnya.

Witing tresno jalaran soko kulino. Ungkapan dalam bahasa Jawa ini sepertinya tepat untuk menggambarkan hubungan yang terjalin antara Gita dan Ian. Pertemanan yang terjalin sejak masa kuliah dan berlanjut hingga membangun bisnis bersama ini menyadarkan Gita dan Ian kalau keduanya sudah merasa nyaman sebagai pasangan, dan sulit untuk dipisahkan. Meski Ian tidak pernah secara resmi meminta Gita untuk menjadi kekasihnya. 

Ketika Ian memutuskan untuk mencoba bekerja kantoran dan ditempatkan di luar pulau Jawa, hubungan jarak jauh pun mereka jalani. Sadar tak sanggup terus menjalani hubungan jarak jauh, Ian pun bertekad mempersunting Gita. Dan hal itulah yang dilakukannya segera setelah ia ditempatkan kembali di Jakarta. Akhirnya, hubungan “pertemanan” selama 5 tahun 9 bulan itupun berujung di pelaminan.

Meski dibantu oleh wedding organizer, tak berarti Gita dapat lepas tangan. Timeline dan checklist pun ia buat untuk membantu persiapan pernikahan menjadi lebih efisien dan mengerti hal mana yang harus diprioritaskan. Bahkan pada H-14 Gita dan Ian masih sibuk menyaring undangan, hingga membuat keduanya sibuk mencetak, menempel hingga mengemas undangan, karena waktunya sudah tak memungkinkan bila menyerahkan pekerjaan ini ke percetakan.

Nuansa putih melingkupi akad nikah Gita dan Ian yang digelar di Graha Manggala Siliwangi, Bandung, dimana keluarga besar Gita tinggal. Tangis haru pun tak mampu terbendung ketika keduanya harus pamit kepada kedua orang tua, untuk melangkah memasuki kehidupan yang baru. Suasana menjadi lebih ceria ketika Gita dan Ian melaksanakan rangkaian prosesi adat Sunda seperti meuleum harupat, huap lingkung, nincak endog, tarik bakakak hayam, dan lainnya. 

Senyum pun semakin mengembang di wajah kedua mempelai ketika resepsi digelar malam harinya di gedung yang sama. Dengan sunting menghias kepala, Gita yang berbalut kebaya hijau keemasan terlihat anggun berjalan berdampingan dengan Ian. Meski terlahir sebagai mojang priyangan, namun kecantikan  Gita tetap memikat ketika sunting membingkai wajahnya, sebagai bentuk cinta kepada kekasih hatinya yang berdarah Minang. 


BACK
TO TOP