Seanggun Bangsawan Solo di Puri Ardhya Garini, Jakarta

DANANG TRIANOM NOMY & ANDANARI YULIA SETIASIH - 27 SEPTEMBER 2014
| 3649

Sering berargumen bukan berarti tidak cocok, karena lebih baik bila segala sesuatu bisa dibicarakan, daripada kedua belah pihak berdiam diri ketika datang masalah. Itu merupakan prinsip Andanari dalam menentukan pasangan hidup. Dan akhirnya, perjalanan cintanya dengan Danang Trianom Nomy selama empat tahun, meneguhkan hatinya untuk menjadikan Nomi sebagai pelabuhan cintanya yang terakhir. Tempatnya berbagi segala keluh dan kesah.

Sering berargumen bukan berarti tidak cocok, karena lebih baik bila segala sesuatu bisa dibicarakan, daripada kedua belah pihak berdiam diri ketika datang masalah. Itu merupakan prinsip Andanari dalam menentukan pasangan hidup. Dan akhirnya, perjalanan cintanya dengan Danang Trianom Nomy selama empat tahun, meneguhkan hatinya untuk menjadikan Nomi sebagai pelabuhan cintanya yang terakhir. Tempatnya berbagi segala keluh dan kesah.

Segala persiapan pun dilakukan. Sebagai seorang yang cukup perfeksionis, Anda dan Nomi memilih untuk mengerjakan sendiri semuanya. Tentu dibantu oleh kedua pasang orang tua. Adat Jawa Solo pun ditetapkan sebagai tema pernikahan, mengingat keduanya keturunan Jawa Tengah. Ayah dan Ibu Anda berasal dari Solo, sementara orangtua Nomi asli Klaten. Berbagai prosesi mulai dari Siraman, Dodol Dawet, Midodareni, hingga Panggih dilakukan sebagai bentuk cinta keduanya terhadap tradisi leluhur.

Hingga akhirnya, di malam istimewa tersebut, ditengah dominasi warna marun dan keemasan yang menghiasi ruang resepsi, Anda dan Nomi dalam balutan kebaya dan beskap beludru warna hitam berjalan berdampingan. Bak sepasang raja dan ratu, begitu cantik, begitu gagah, menghadirkan aura keanggunan bangsawan Solo. 


BACK
TO TOP